Bismillah
melanjutkan pembahasan bagian I tentang http://lingkardakwah.com/artikel/dakwah-siapa-1/
Al-Qur’an dan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, ketika ditanya oleh Sa’d bin Hisyam bin Amir tentang akhlak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia menjawab:
“Akhlak beliau adalah Al-Qur`an. Tidakkah engkau membaca firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,’Sungguh engkau (wahai Muhammad) berbudi pekerti (memiliki akhlak) yang agung’?”
(HR. Ahmad, 6/88)
Al-Qur’an Mukjizat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
“Dan jika kamu meragukan al-Qur’an yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah jika kamu orang-orang yang benar.” (Al-Baqarah : 23)
Musailamah al- Kadzdzab berjumpa dengan ‘Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhu. Musailamah bertanya, “Surat apa yang turun kepada sahabatmu di Makkah itu?” ‘Amr bin Ash menjawab, “Turun surat dengan tiga ayat yang sangat ringkas, namun sangat luas maknanya.” “Coba bacakan kepadaku surat itu!” Kemudian surat al-‘Ashr dibacakan oleh ‘Amr bin Ash. Musailamah merenung sejenak, ia berkata, “Kepadaku juga turun surat persisi seperti itu.” ‘Amr bin Ash bertanya, “Apa isi surat itu?” Musailamah menjawab, “Ya wabr, ya wabr. Innaka udzunani wa shadr. Wa sairuka hafrun naqr. (Hai marmut, hai marmut. Engkau hanyalah dua daun telinga dan dada. Adapun selebihnya adalah hina dan berpenyakit.)” Mendengar itu ‘Amr bin Ash, yang saat itu masih kafir, tertawa terbahakbahak, “Demi Allah, engkau tahu bahwa aku sebetulnya tahu bahwa yang kamu omongkan itu adalah dusta.”
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (Al-Hijr : 9)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Tidak ada seorang nabi pun, kecuali diberi bukti-bukti (mukjizat) yang dengan semisal itu manusia beriman, dan (di antara bukti kenabian/mukjizat yang aku dianugerahi adalah wahyu yang Allah Subhanahu wata’ala wahyukan kepadaku, dan aku berharap menjadi nabi yang terbanyak pengikutnya di hari kiamat.” (HR. Muslim no. 152 dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Apa yang dibawa Al-Qur’an sama dengan yang dibawa Rasulullah
Al-Imam Al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan dalam Shahih-nya, bahwa ‘Atha bin as-Sa’ib bercerita, “Aku berjumpa dengan ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiyallahu ‘anhu. Aku katakan kepadanya, ‘Ceritakan kepada saya sifat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kitab Taurat.’
‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiyallahu ‘anhu menjawab, ‘Baiklah. Demi Allah, sungguh Taurat menyebutkan sifat beliau sebagaimana sebagian sifat beliau dalam al-Qur’an:
‘Wahai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu sebagai saksi, pemberi berita gembira, dan pemberi peringatan’ (Al Ahzab: 45) ,
(HR. al-Bukhari no. 2125)
“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya al-Kitab (al-Qur’an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya; sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat balasan yang baik.” (al-Kahfi: 1—2)
Al-Qur’an dibaca oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
Namanya adalah Tufayl ibn Amr. Tufayl adalah kepala suku Douse. Dia adalah seorang penyair yang sangat mahir sehingga dia dihormati dalam masyarakat Arab. Tufayl ibn Amr sedang dalam perjalanan untuk berhaji & saat ia tiba di Mekkah, dia disapa oleh salah satu orang Mekkah. Orang Mekkah itu berkata: “Hati-hati dengan Muhammad, dia sangat berbahaya!” Dan karena dia adalah orang yang berkedudukan dalam masyarakat, maka Tufayl ibn Amr juga dijamu oleh para pemimpin Quraisy. Para pemimpin Quraisy juga berkata kepada Tufayl: “Jangan dengarkan Muhammad, pidato ajaibnya akan membuatmu gila & membuatmu menjauh dari segala hal yang kau cintai.”
Bahkan seorang penyair hebat seperti Tufayl terpesona ketika mendengarkan Al-Qur’an. Dia hanya mendengarkannya dan langsung menjadi seorang Muslim.
Menurut Sirah Ibn Isya, ada satu kejadian ketika Abu Sufyan, Abu Jahal, dan Abu Annas yang merupakan pemimpin Quraisy, mereka menyelinap keluar dari rumah mereka di malam hari untuk mendengarkan Nabi yang sedang membaca Al-Qur’an.
Umar Ibn Khattab meletakkan Al’Quran yang ia ambil dari adiknya & kemudian dia pergi. Ia pergi ke tempat Nabi “Di mana Muhammad?” dia bertanya. Orang-orang mengatakan: “Muhammad, itu adalah Umar, ia telah datang.” Nabi berkata: “Biarkan dia masuk.” Umar datang dan mengatakan: “Wahai Muhammad, aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah & aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah.”
“Kalau sekiranya Kami menurunkan al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir.” (al-Hasyr: 21)
Dakwah(Petunjuk) Kepada Siapa? bagian II
seri Al-Qur’an dan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
bersambung…
Ilham bin Ansar
PD LIDMI Maros | Ketua FK2PI Maros |
(c) 1437H
Comments 1