Bulan Ramadhan, Syahruttarbiyah, adalah bulan yang dimudahkannya para Hamba Allah azza wa jalla dalam melaksanakan ritual ibadah, dan segudang kebaikan lainnya. Bulan dimana kaum muslimin menambah kemesraannya pada Ilahi, dahi yang semakin sering merapat ke bumi, lisan dan hati yang senantisa berzikir kepada Allah subhana wa ta’ala, dan Masjid yang lebih menampakkan eksistensinya adalah berkah dari Allah kepada hambaNya sebagai ajang tarbiyah ruhiyah demi menambah ketakwaan didalam diri.
Alhamdulillah, cahaya tentunya masih ada. Cahaya keimanan dan ketakwaan yang memancar pada diri orang-orang yang betul-betul menyadari akan keutamaan bulan Ramadhan. Mereka yang memaksimalkan diri sejak awal hingga akhir, bahkan semakin akhir mereka semakin trangsang dalam melaksanakan ketaatan. Rangsangan yang hadir atas kemudahan yg Allah berikan dan keutamaannya yang begitu menggoda. Diantara mereka ada pejuang-pejuang dakwah yang dihadapan mereka tantangan dakwah menanti.
Penambahan ketakwaan yang telah didapatkan dari geliat ibadah Ramadhan menjadi bekal yang sangat berharga bagi para Aktivis dakwah dalam menjalankan misinya. Allah azza wa jalla berfirman dalam surah Ath Thalaq ayat 4:
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah maka akan dimudahkan urusannya”
Militansi yang membuncah, insting dakwah yang semakin tajam, dan sensifitas pada permasalahan ummat yang dibarengi dengan penuntasannya merupakan beberapa kemudahan yang diperoleh dari ketakwaan yang bertambah tersebut. Olehnya tantangan-tantangan dakwah yang tak terselesaikan sebelum tertarbiyah Ramadhan diharapkan dituntaskan melalui perantara tangan-tangan para aktivis alumni Ramadhan.
Perpecahan ditengah-ditengah ummat tentunya diharapkan segera terselesaikan oleh semakin besarnya ukhuwah Islamiyah yang ada pada diri-diri aktivis alumni Ramadhan. Setelah diklat Ramadhan mereka yang dulunya adalah orang yang acuh dengan masalah perpecahan, atau bahkan penyebab perpecahan karena kesalahan bersikap dalam menghadapi berbagai jenis perbedaan, maka diharapkan berubah menjadi pendukung bahkan inisiator terwujudnya persatuan ummat. Sebelumnya gerakan dakwah al haq nya yang kalah dengan dakwah sesat dan menyimpang, maka setelahnya gerakannya semakin lebih gencar dan sistematis.
Maka momentum pasca ramadhan ini harus dimanfaatkan oleh aktivis dakwah dengan sebaik-baiknya untuk gerakan dakwah yang lebih baik. Sebagian dari kita ada yang jauh dengan jama’ah dakwah untuk bersilaturahim ke keluarga, maka manfaatkan masa-masa tersebut dengan berfikir tentang strategi dakwah untuk menghadapi tantangan-tantangannya. Jangan justru terlarut dalam suasana “istirahat” dengan sebenar-benarnya “istirahat” dan melewatkan momentum yang sangat strategis ini. Sehingga energi pasca ramadhan terbuang percuma. Sebagian yang lainnya yang tetap dengan jamaah dakwah, segera berembuk, duduk, dan bermusyawarah. Semoga hati dan fikiran yang dijernihkan oleh ibadah-ibadah ramadhan mampu menghasilkan strategi dakwah yang lebih matang, efektif, dan efisien.
Semoga Allah azza wa jalla mengisitiqomahkan kita diatas jalan perjuangan ini.
Washallallahu’alanabiyyina muhammad wa’ala alihiwasallam, walhamdulillahirabbil’alamin.
Erwin “Abu Fathimah” Ardiansyah
(Ketua Pengurus Wilayah LIDMI Sulsel)