LIDMI (08/10/2016) Ihza D. Mahendra, Perwakilan dari PW LIDMI Manado menangis terharu mengisahkan kisah yang begitu pilu berdakwah di daerah minoritas Islam di hadapan para peserta MUKERNAS. Beliau mengaku bahwa berdakwah di daerah minoritas Islam jauh lebih mudah dibandingkan dengan daerah mayoritas muslim sendiri. “Jikalau di daerah minoritas, kami dikampus Gorontalo, tidak mengalami permasalah berarti dalam hal birokrasi karena walaupun rektor, dekan dan unsur birokrasi mayoritas nonmuslim namun tak ada yang menghalangi kami mengadakan kegiatan keagaman, ini beda halnya jikalau di kampus umum yang mayoritas Islam, maka tantangan awalnya justru di birokrasinya sendiri”. Akunya dengan penuh keseriusan.
Beliau merupakan Mahasiswa S1 Kedokteran Universitas Sam Ratulangi angakatn 2014, yang tetap berdakwah ditengah kesibukan perkulihan yang begitu padat. Namun hal ini tak menghalangi niat beliau untuk menyumbangkan banyak hal untuk dakwah. Terbukti dengan aktivitas dakwah beliau sangat banyak ditengah kesibukannya. “Saya mengakui Beliau yang masih muda ini lebih unggul dibanding kami yang sudah berdakwah lebih lama dari beliau sendiri” aku salah seorang peserta Mukernas yang sangat terinpirasi dengan pengalaman Beliau.
Diakhir ceritanya, beliau memberikan tips bersdakwah di kampus kedokteran yang katanya sangat susah disana. “Caranya adalah cukup mengkader satu orang, bina sebaik-baiknya dan tunggu ia sampai menjadi senior” akunya sambil tersenyum kepada peserta Mukernas.