Oleh: Erwin Ardiansyah, S.Pd. (Ketua I PP Lidmi)
Aktivis dakwah adalah seseorang yang terlibat secara aktif dalam tugas mengajak diri dan orang lain untuk semakin dekat kepada Allah azza wa jalla. Dan karena dakwah adalah tugas utama para Nabi dan Rasul maka aktivis dakwah bisa disebut sebagai pelanjut estafet perjuangan para Nabi dan Rasul.
Hal ini pula yang menjadikan peran seorang aktivis dakwah adalah peran ibadah. Dan pelaku ibadah yang benar tentu akan mendapatkan buah yang sangat menggiurkan, yaitu kebahagiaan dan ketenangan hidup, dan tentu Surga Allah azza wajalla. Sungguh mulia dirimu wahai aktivis dakwah. Maka jadikan status ini abadi pada dirimu!
Sebagaimana yang telah kita fahami bersama, bahwa ibadah menuntut pelakunya memiliki iman yang kuat dan hati yang jernih dalam pelaksanaannya. Maka begitupun dengan seorang aktivis dakwah, harus senantiasa menguatkan iman dan menjernihkan hatinya dalam melaksanakan tugasnya.
Selain untuk pemenuhan syarat ibadah, iman yang kuat dan hati yang jernih akan menjadikan pelaku ibadah mendapatkan kekuatan dan pertolongan dari Allah azza wajalla sehingga ia menjadi orang yang amanah dalam menjalankan peran tersebut.
Tidak sedikit orang-orang yang mengaku sebagai aktivis dakwah, namun lalai dalam memperhatikan kondisi hatinya, dan justru “menuhankan” penampilan, retorika, dan hal lain yang harusnya menjadi nomer kesekian setelah hati yang jernih dalam berdakwah. Sehingga mereka “sibuk” dengan dakwah namun tidak mendapatkan buah dari ibadah tersebut, kecuali hanya kelelahan dan kepayahan. Waliyadzubillah.
Maka wajib bagi Sang Aktivis Dakwah untuk mengenal hati yang selamat dalam beramal, hati yang pemiliknya, karena amalnya diterima, akan berbahagia dihari akhir. Dan juga wajib mengetahui kiat-kiat menghidupkan hati dan mengetahui sebab-sebab lemahnya hati dalam berjuang dijalanNya.
“Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentukmu ataupun hartamu. Akan tetapi Allah hanya melihat pada amalan dan hati Anda.” (HR. Muslim).
Bersambung…