Oleh: Dzulkarnain, S.M ( Ketua PD LIDMI Makassar)
Islam adalah berserah diri kepada sang pencipta. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan wahyu-Nya kepada manusia melalui para Nabi dan Rasul utusan-Nya dan meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi dan Rasul terakhir yang diutus oleh Allah dipermukaan bumi ini.
Islam adalah agama yang diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, tidak ada yang lain, hal ini berdasarkan firman-Nya dalam surah ali-Imran ayat 19.
“Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah Islam”
Islam adalah agama keselamatan, selamat dunia dan akhirat. Keselamatan tidak akan mungkin dicapai, melainkan harus diikuti dengan keimanan, keyakinan dan kepercyaan yang kuat tanpa ragu. Siapa yang berjuang di jalan islam, maka mereka adalah orang-orang yang beruntung.
Perjuangan dalam ekspansi dan menjayakan islam dan negeri ini, tidak lepas dari semangat juang para PEMUDA. Pemuda sangat berperan penting dalam perubahan. Dia “Pemuda” adalah sosok yang dianugrahi berbagai macam kekuatan. Allah Ta’ala menyebutnya dalam al-Qur’an surah Ar-Rum ayat 54,
“Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan kamu setelah lemah menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan kamu setetelah kuat kembali lemah dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Maha Kuasa.”
Ada tiga fase yang dilalui dalam kehidupan ini, yaitu fase lemah (anak-anak), fase kuat (pemuda), dan kembali fase lemah (tua). Tidaklah Allah mengidentikkan kekuatan dengan pemuda, melainkan peran pemuda adalah harapan kejayaan. Namun, kekuataan itu tidak berdaya ketika tidak diselimuti dengan keimanan. Teladan pemuda idaman telah terukir dalam al-Qur’an dengan bentangan kisah yang heroik, sebutlah kisah Ashabul Kahfi yang terkenal dengan kekokohan iman dan pendirian dalam membela kebenaran. Atau, sosok Nabi Ibrahim ketika masa remajanya yang disebutkan dalam surah al-Anbiya ayat 60,
“Mereka menjawab, ‘Kami mendengar seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini, yang bernama Ibrahim.”
Dan begitu banyak kisah heroik pemuda yang menunjukkan bahwa fase muda adalah fase yang energik, produktif, dan kekuatan lainnya yang membawa perubahan untuk agama dan negerinya. Namun perubahan dengan kemenangan dan kejayaan akan didapatkan jika pemuda memiliki kobaran semangat yang kuat, cita-cita yang tinggi, dan persatuan yang kokoh.
Hari ini 28 Oktober adalah hari yang sangat bersejarah, yang menjadi momen penting bagi bangsa dan tanah air Indonesia, khususnya bagi kaum pemuda. Tepat 90 tahun silam, menjadi catatan dan pengingat bahwa dahulu perjuangan para pemuda memberikan semangat dalam mempersatukan bangsa dengan ikatan sumpah bersama yang ditanam dalam jiwa mereka, sumpah yang kemudian berhasil membakar jiwa juang, semangat yang membara.
Kami putra dan putri Indonesia,megaku bertumpah darah yang satu,tanah Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Kalimat yang singkat, namun memiliki kandungan makna yang luas. Mengajarkan kita begitu pentingnya persatuan dan pengorbanan. Jauh sebelum Indonesia merdeka, ikatan persatuan dan perjuangan bersama telah ditanam dalam jiwa patriotisme, yang diharapkan menjadi asbab dalam meraih kemenangan.
Jika dahulu para pemuda berjanji setia dalam memperjuangkan bangsa dan tanah air, maka hari ini kita dapatkan para pemuda lebih mementingkan pribadi dan kelompoknya masing-masing.
Jika dahulu para pemuda berjuang melawan penjajah yang bukan sebangsa, maka hari ini para pemuda lebih suka menyerang saudaranya yang sebangsa dan setanah air.
Jika dahulu para pemuda terluka, berdarah untuk melawan dan mempertahankan demi kemerdekaan, maka hari ini kita dapatkan para pemuda terluka karena perkelahian dengan saudara sebangsa setanah air.
Jika dahulu para pemuda bersatu dalam meneriakkan kebenaran, maka hari ini para pemuda bercerai berai karena beda pemahaman.
Kawanku, jikalau hari ini engkau menginginkan bangsa dan tanah air ini kembali berjaya, maka jayakanlah, menangkanlah dengan ikatan persatuan.
Kawanku, jikalau hari ini engkau mengharapkan kelak bangsa dan negeri ini hidup sebetul-betulnya, maka hari ini perbaikilah diri kita, tanamkanlah jiwa patriotisme di dalam jiwa kita.
Jika sumpah pemuda hanya sebatas nasionalisme semata atau karena tanah air, maka islam yang diajarkan melalui tauladan kita Rasulullah Sallahu‘alaihi wa sallam merupakan sumpah penghambaan hanya kepada Allah Subhanahu wa ta’ala semata. Dialah yang menciptakan bangsa dan tanah air, menciptakan bumi, alam raya, bahkan seluruh isinya.
Jika tanggal 28 oktober merupakan hari “sumpah pemuda”, maka jauh sebelumnya para pemuda, mujahid fisabilillah mengikrarkan bersumpah dengan mengucapkan syahadah yang mampu melahirkan pemuda-pemuda harapan dunia. Merekelah yang berhasil menjayakan islam dengan pengorbanan sampai tetesan darah terakhir, tidak mengenal banyaknya lawan melainkan hanya mengharapkan kasih sayang dari Allah Subhanuhu wa ta’ala dengan buah Syurga untuk mereka.
Mereka adalah orang-orang yang menjadikan perjalanan masa mudanya dengan ukiran sejarah, buah dari sayahadah melahirkan sumpah setia hidup dan mati. Tak heran jika Nabi Sallallahu’alaihi wa sallam banyak menyebutkan pemuda dalam perkataan beliau, diantaranya disebutkan dalam sabda beliau,
“Ada tujuh golongan yang dinaungi oleh Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya”, lalu kemudian beliau menyebutkan salah satunya, “Seorang pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Rabbnya”.
Saudaraku, sudahkah kita bersumpah setia laksana para pemudah islam dahulu?, ataukah kita masih meniti jalan yang hidup di bawah bayang-bayangan?
Saudaraku, marilah kita tanamkan jiwa patriot di atas jalan Allah, bersedia mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran Islam
Saudaraku, Islam akan berjaya jika kita bersatu, bersungguh-sungguh, dan amanah terhadap tanggung jawab
Semoga kita selaku pemuda generasi harapan umat dan bangsa, mampu mengembalikan kejayaan yang dirindukan
HIDUP MULIA ATAU MATI SYAHID