Oleh : Akhmad Fajar. S.Pd. (Ketua Umum LDK FSI RI UNM)
Jangan pernah kita dibutakan oleh sejarah dengan bersikap apatis terhadap cerita akan kebiadaban, kebengisan yang tidak berperikemanusiaan gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang telah lama memberikan luka. Sebagai kaum intelektual muda mari kita menjadi generasi milenial yang paham dan sadar akan cerita zaman kolonial.
Sebuah kisah faktual pasca kemerdekaan, merupakan nukilan cerita tentang tragedi kekejaman Muso dan kawan kawannya yang bertindak otoriter memproklamirkan Negara komunis bernama Republik Soviet Indonesia di Madiun. Segala yang menentang akan di bunuh dengan cara yang cukup keji, sebut saja salah satu tokoh PKI yang tidak berperikemanusiaan yang di juluki kutil dengan nama asli Syakhyani. Pada penghujung Oktober tahun 1945 di Jawa Tengah, tepatnya di Tegal, PKI telah melakukan penyembelihan pejabat pemerintahan.
Kekejaman PKI di Madiun juga sungguh mengiris dan menyayat hati kita dimana para kader-kader PKI tega menusuk dubur banyak warga Desa Pati dan warga Wirosari (Madiun) dengan menggunakan bambu runcing. Lalu mayat mereka ditancapkan di tengah-tengah sawah, hingga kelihatan seperti pengusir burung pemakan padi.
Salah seorang diantaranya adalah wanita yang ditusuk kemaluanya menggunakan bambu runcing sampai tembus keperut dan ditancapkan ditengah tengah sawah. Cerita kekejian PKI lain lagi, tatkala membunuh para ulama atau kiai dan santri, sebut saja kiai Sulaiman dari Magetan yang ditimbun di sumur Soco bersama 200 santri lainnya pada September 1948.
Salah satu bukti otentik aksi kekejaman PKI yang biadab adalah G30 S/PKI 1965, karena tidak tanggung tanggung bahkan sekelas jendral pun ikut menjadi korban dimasukkan ke dalam lubang buaya. PKI memang tidak bertuhan dan berperikemanusiaan yang tega membantai siapa saja yang menentangnya dengan cara yang keji.
Kalau bukanlah karena pertolongan Allah Subhana Wa Ta’ala memberikan petunjuk dan kekuatan kepada para pejuang-pejuang bangsa kita terdahulu untuk melawan dan memberantas PKI maka kita akan terjajah oleh tindakan otoriter PKI yang keji. Barang kali saat ini kita tidak bisa melihat warna merah putih berkibar akan tetapi yang ada adalah gambar palu arit.
Itulah sekelumit kisah kebengisan PKI yang perlu kita wariskan kepada anak cucu kita agar ruang PKI tidak ada lagi di negara kita, sehingga kehidupan berbangsa dan bernegara aman sentosa dari doktrin dan pemahaman PKI. Mari menjadi generasi yang terus membangun literasi akan sejarah dan katakan tidak pada PKI…!!! MERDEKA.