MANADO – Pengurus Daerah Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia (PD LIDMI) Manado bekerjasama dengan Forum Muslimah Dakwah Kampus Indonesia (FMDKI) Manado menggelar kajian akbar nasional “Alarm Pendidikan Islam” pada hari Ahad (26/9/2021).
Kegiatan ini bertujuan menjawab kegelisahan terhadap sejumlah problematika pendidikan dan sejumlah masalah di negeri ini. Khususnya bagaimana pola perilaku transfer ilmu ke peserta didik yang dinilai belum bisa menjadi langkah solutif.
Seminar nasional menghadirkan dua narasumber yakni; ustadz H. Muhammad Ikhwan Jalil, Lc., M.H.I., M.Pd. (Praktisi Pendidikan Islam) dan ustadz Syamsuar Hamka, S.Pd., M.Pd.I. (Dosen IAIN Ambon).
Ustadz Ikhwan mengawali materinya dengan memberikan contoh masalah-masalah pendidikan di Indonesia, mulai dari pendidikan di setiap jenjang hingga budaya negatif pelajar.
“Problem yang terjadi tidak hanya pada sisi pelajarnya tapi juga pada pengajar juga yang disibukan oleh administratif dibanding nilai-nilai dalam mengajar,” katanya.
Akses pendidikan dan kesenjangan ekonomi juga memberi dampak pada perkembangan pendidikan di Indonesia. Pemateri juga menyentuh amanat dalam UU tentang pendidikan sampai kepada pemikiran seperti sekularisme, liberalisme dan pluralisme yang bisa membuat seorang muslim kehilangan jati diri.
“Sebaiknya kita bisa memahami, bagaimana pendidikan bukan hanya sekedar transfer informasi tapi pendidikan sejatinya membentuk karakter dan sangat diperlukan interaksi antara pendidik dan yang dididik,” tambahnya.
Sementara itu, ustadz Syamsuar sedikit menyinggung persoalan disrupsi and society 5.0. Pemateri mengambil contoh negara yang memproposalkan fenomena society 5.0 yaitu Jepang. Khusus di Indonesia, pemateri mencoba mempresentasikan seberapa Indonesia semakin lekat dengan penggunaan internet.
Generasi milenial dan bonus demografi tak lupa dibahas oleh pemateri dengan memberikan data-data serta positif dan negatifnya jika demografi ini tidak dimanfaatkan dengan baiknya.
“Demografi tergantung pada bagaimana kita menyikapi hal ini, apakah diarahkan untuk menjadi produktif atau menjadi kontra produktif. Pada 2045, akan ada generasi yang lahir pada 100 tahun kemerdekaan Indonesia, pola pendidikan sekarang akan sangat mempengaruhi bagaimana perayaan satu abad Indonesia kedepannya,” tukasnya.
Diharapkan penerapan project based learning ini dapat membentuk profesionalitas lulusan nantinya dalam bidang manajemen pendidikan, baik sebagai pemimpin maupun konsultan pendidikan. []