MAKASSAR – Pimpinan Pusat Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia (PP Lidmi) mengecam keras pelaku bom di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, termasuk kejadian penembakan di Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia di Jakarta beberapa hari yang lalu. Ada tujuh poin yang disampaikan Lidmi, salah satunya meminta semua pihak menahan diri dan tidak melakukan aksi balasan.
Pertama, mengutuk keras aksi tersebut, dengan timbulnya beberapa korban jiwa yang tak bersalah.
“Karena tindakan tersebut bertentangan dengan syariat Islam,” kata Hamri, Ketua Umum PP Lidmi dalam sambungan selular, Rabu (31/3/2021).
Kedua, menyarankan pemerintah agar mendukung dan merangkul seluruh tokoh dan elemen ormas keagamaan untuk lebih intensif melaksanakan pembinaan masyarakat.
“Terkhusus kepada umat Islam, karena tidak ada agama mana pun yang mengajarkan dan membenarkan tindakan terorisme,” ujarnya.
Ketiga, Hamri juga mendukung penuh aparat untuk mengusut tuntas siapa dalang dan pelaku atas kejadian ini. Keempat, meminta warga agar menahan diri dan tidak terprovokasi. Kelima, meminta warga untuk tetap waspada dan tetap tawakkal.
Keenam, menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat agar tetap sabar dan tetap menjaga kerukunan antar umat beragama. Ketujuh, memastikan agar semua anak bangsa ikut terlibat dalam mencerdaskan kehidupan berbangsa dan turut serta mencegah aksi ekstremisme yang berlatar belakang politik, dan keagamaan.
Seperti diberitakan, Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan menjadi sasaran bom bunuh diri pada Ahad (28/3/2021) pagi. Dalam peristiwa itu dua orang yang diduga pelaku bom tewas dan 14 orang lain mengalami luka-luka. []