Penulis : Ahmad Rabbani (Pemred Lidmi Media Center)
Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia memiliki peran yang signifikan dalam politik. Namun, pada tahun 2014, kita menyaksikan fenomena yang memprihatinkan : Tingginya tingkat golput dalam pemilihan umum dari kalangan ummat Islam memberikan dampak yang cukup signifikan, baik dalam dakwah maupun gerak gerik kaum Muslimin di Negeri sendiri. Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk menghindari kesalahan yang sama terulang di masa depan.
Golput atau golongan putih, adalah sikap ketidakpartisipasian dalam pengambilan keputusan politik dengan tidak menggunakan hak suara. Fenomena ini dapat merugikan bagi demokrasi dan kestabilan politik suatu negara. Mungkin ada berbagai alasan yang melatarbelakangi golput, termasuk ketidakpercayaan terhadap sistem politik, kekecewaan terhadap kandidat yang tersedia atau bahkan ketidaktahuan tentang pentingnya peran politik dalam kehidupan kita.
Namun, sebagai umat Islam, kita memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk terlibat dalam politik dan mengambil bagian dalam pemilihan umum. Islam mengajarkan kita tentang pentingnya keadilan sosial, kejujuran dan perjuangan untuk kebaikan umat. Partisipasi politik adalah sarana untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Kesalahan di tahun 2014 harus menjadi pembelajaran bagi kita semua. Tingkat golput yang tinggi mengindikasikan kekurangan kesadaran politik di kalangan umat Islam. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membangun kesadaran politik umat Islam di Indonesia.
Pertama, edukasi politik menjadi kunci utama dalam membangun kesadaran politik. Umat Islam perlu memahami pentingnya peran politik dalam mengubah dan memperbaiki kondisi sosial, ekonomi, dan keadilan di masyarakat. Pendidikan politik dapat dilakukan melalui kegiatan seminar, lokakarya, dan pengajaran di lembaga-lembaga pendidikan.
Kedua, kita perlu menyadarkan umat Islam tentang dampak golput terhadap stabilitas politik dan keadilan sosial. Golput hanya akan memperlemah kekuatan kita sebagai umat Islam dalam mengadvokasi kepentingan-kepentingan kita sendiri. Dalam konteks demokrasi, kita memiliki kesempatan untuk memilih pemimpin yang berintegritas, berkompeten, dan mampu mewakili kepentingan umat.
Terakhir, penting bagi kita untuk menanamkan rasa tanggung jawab dan peran aktif dalam politik kepada generasi muda umat Islam. Mereka adalah penerus perjuangan dan pembangunan bangsa. Melalui pendidikan politik yang baik, mereka akan terampil dalam memilih pemimpin yang sesuai dengan nilai-nilai Islam dan mampu menjaga keadilan sosial.
Dalam menghadapi pemilihan umum mendatang, mari kita tingkatkan kesadaran politik umat Islam di Indonesia. Jadikan politik sebagai wadah untuk mewujudkan keadilan sosial dan perbaikan kondisi umat. Jangan biarkan kesalahan di tahun 2014 terulang kembali. Bersama-sama, kita dapat membangun masa depan yang lebih baik bagi umat Islam dan Indonesia secara keseluruhan.