MAKASSAR– Dosen Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri (FTI) dan Program Pasca Sarjana (PPs) Universitas Muslim Indonesia (UMI), DR Andi Aladin, menanggapi maraknya kunjungan dosen asal Kota Makassar ke negara Syiah, Iran.
Menurutnya, sudah menjadi rahasia umum jika sejumlah Guru Besar ke Iran karena biaya dari pemerintah Iran, sehingga tak heran saat mereka kembali ke Tanah Air, mereka seakan satu suara menyebut bahwa paham Ahlu Sunnah Wal Jamaah (Sunni) dengan Syiah tidak jauh berbeda.
Andi Aladin mengatakan, itulah tujuan utamanya Iran mengundang dan membiayai mereka karena ingin diperlihatkan yang baik-baik saja.
“Padahal penuh dengan kepalsuan (ataqiyah). Kalau mereka pertanyakan penyimpangan (paham Syiah) ke pihak Iran, pasti mereka menyangkal. Tidak ada pencuri mengaku sebagai pencuri, kecuali tertangkap basah,” kata Pengurus Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) Sulawesi Selatan itu.
Pada diskusi ilmiah “Syiah Dalam Kajian” yang digelar di di lantai V Fakultas Kedokteran, Kampus UMI, Jalan Urip Sumoharjo, Kota Makassar, Ahad (22/1/2018) lalu, seorang Guru Besar dari Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, tampil di atas mimbar memberikan kesaksian tentang pengalamannya saat melakukan lawatan ke Iran selama beberapa hari.
Andi Aladin melanjutkan, jika kunjungan ke Iran dalam rangka mencari tahu soal kekejian dan keburukan Syiah, semestinya Guru Besar itu datang dengan biaya sendiri bukan dengan menggunakan dana dari Iran, lalu tinggal selama beberapa bulan atau bertahun-tahun.
Dia membandingkan dengan sosok Profesor Dr HM Rasyidi, yang pernah tinggal di Iran selama setahun, tugasnya sebagai Duta Besar Indonesia kala itu.
Dalam pegantar buku terjemahan berjudul “Hakikat Akidah Syiah”, Profesor Rasyidi justru menyampaikan hal yang sesungguhnya tentang begitu banyak penyimpangan Syiah.
Andi Aladin menegaskan, Syiah sebagaimana fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat sesat dan menyesatkan, sudah final.
Di antara kesesatan yang dimaksud, paham Syiah menghalalkan nikah mut’ah (kawin kontrak), pengikut Syiah seringkali mencaci maki dan melaknat para sahabat, seperti Abu Bakar, Umar, dan Utsman Radhiallahu anhuma, serta memfintah ummul mukminin, Aisyah Radhiallhu anha.
“Empat Imam Mahzab (Syafi’i, Hanafi, Maliki, dan Hambali) semuanya sepakat Syiah sesat. Kalau pun ada satu atau dua ulama serta tokoh yang mengakui Syiah sebagai bagian dari Islam, itu tidak bisa menghapuskan pendapat jumhur (kesepakatan) ulama bahwa Syiah sesat,” tegasnya.
Sumber: Tim Markaz Media Muslim Makassar.
Editor: Rustam Hafid