Oleh Muh Abid Fauzan, S.Pd.I
Dalam perjalanan panjang dakwah nasional, kualitas diri harus terus di tempa. Belajar dan pengalaman di tanah juang di banyak tempat membuat kita bijak memahami perbedaan. Menjadi pribadi yang selalu berbagi karena kita sama-sama berjuang. Saling peduli satu sama lain, tidak peduli dari mana asalnya, suku, ras, dll.
Jangan karena beda tempat kajian membuat kita tidak peduli. Bukankah Rasulullah mengajarkan kita untuk selalu memberi manfaat. Bahkan menjadi sebaik-baik manusia.
خير الناس أنفعهم للناس
“Sebaik-sebaik manusia adalah yang paling banyak manfaat bagi manusia yang lain” (Hadis)
Berbagilah manfaat kepada siapa saja. Berbagi bukan berarti banyak memiliki ilmu tetapi kita berbagi karena paham bagaimana kita tidak memiliki apa-apa. Dan ketika anda punya sedikit ilmu jangan pernah pelit untuk berbagi.
-Nasehat-
Dalam perjalanan dakwah nasional ini,
Kita akan masuk “hutan rimba” yang lebat.
Hutan ini sungguh sangat luas, kita kadang tidak akan tahu dimana ujung belantara ini, tapi kita sudah memasukinya.
Maka kita harus siap, bila selama ini, kita merintis dakwah dalam wilayah kecil kini wilayah lebih luas lagi. Tidak hanya merintis tapi juga mengembangkannya.
Hutan belantara ini sangat gelap, kehidupan yang keras, dan arus yang sangat deras. Layaknya kota-kota besar yang keras kehidupannya. Maka Berbekallah dengan sebaik-baik bekal.
Asah kemampuan, tingkatkan kapasitas, jangan berhenti belajar, belajarlah kepada siapa saja. Jangan sombong dengan sedikit ilmu dan amal kita yang masih serba kurang ini.
Bersabarlah untuk duduk berdiskusi, bertukar pikiran, mencari solusi. Jangan lemah, malas, ataupun masa bodoh. Karena pekerjaan kita menguras pikiran dan kadangkala menggoreskan luka di hati.
Bila kita ikhlas berjuang segala luka di hati tidak akan membuat kita ‘Baper’ bawa perasaan, mengeluh atau mundur dalam perjuangan. Cukup Allah saja yang melihat. Rebutlah perhatian Allah dan gapai ridho Nya.
Dan jangan lupa untuk terus menerus memohon petunjuk dari Allah azzawajalla. Agar Allah membimbing jalan kita, menerangi jalan kita dan memudahkan semua urusan kita..amin
Lapangkan dada, jangan pernah mencari musuh, kalau ada yang memusuhimu, jaga jarak dan tetap berbuat baik.
Musuh satu kebanyakan, teman seribu sedikit. Kita sering dengar pepatah itu. Bertemanlah dengan sebanyak banyak orang.
Keluarlah dan bergaullah dengan semua kalangan, dengan semua agama yang diakui oleh kontitusi negara kita, ajak mereka membangun indonesia.
Bersabarlah dalam pergaulan, manusia yang keluar bergaul dan bersabar atas semua perilaku manusia lebih baik daripada manusia yang mengurung dirinya karena takut digunjing orang. Bahasa hadist nya begitu.
Hutan lebat ini baru saja kita masuki, maka kita harus rendah hati, jangan bersikap seperti mufti dan suka menggurui.
Cita-cita dakwah nasional yang kita usung bersumber Al-Qur’an dan Sunnah. Sumber termulia di muka bumi. Maka cita-cita besar itu sangat murah apabila hanya mengurus yang remeh remeh. Jangan sampai masalah pribadi kita korbankan cita-cita besar kita semua.
Kita harus membina generasi muda kita hari ini. Adik-adik Rohis SMA dan para mahasiswa kita terus bersemai bersama mereka. Menempah mereka. Bila tidak, maka 10 atau 20 tahun kedepan negeri ini akan miskin tokoh, bangsa ini akan miskin narasi, miskin dalam banyak hal dan miskin multidimensi.
Generasi tua akan segera berlalu di semua bidang kehidupan. 10 atau 20 tahun lagi bangsa ini akan mengalami semakin banyak krisis kalau kita tidak sigap mempersiapkan generasi terbaik dari sekarang.
Karena cita cita besar dan bacaan zaman itulah kita ada. jangan pernah lupakan misi mulia tersebut.
Karena bacaan zaman itulah kita memutuskan membangun fondasi aqidah generasi muda dan memutuskan mengkokohkan ukhwah para pemuda, tertatih kita melangkah, kita bangun kembali agar masa depan semakin cerah.
Sayangi energi dan waktu kita kalau dipakai untuk yang sia-sia. Bangsa ini butuh kita 20 atau 30 tahun lagi dan seterusnya khususnya generasi muda kita.
Cerdaslah membaca zaman dengan semua analisis nya. Jangan tergoda dengan politik kotor dengan agenda politik kampus tahunan dan politik nasional 5 tahunan semata. Semua Even hanya sepenggal cerita dari jalan yang begitu panjang didepan mata kita.
Jangan pernah memberikan yang sisa dalam dakwah. Mari kita berkorban dan berkerja keras untuk kemuliaan ummat.
Ayo kita komitmen secara konsisten untuk berdedikasi dalam perjuangan dakwah secara ril.
Muktamar ke 3 LIDMI kali ini ada sesi dialog bersama inisiator LIDMI. Sesi ini mengingatkan kami ketika awal-awal merintis dakwah manhaj salaf di kampus UIN Alauddin Makassar. Ketika tahun 2007 pertamakali menyandang status sebagai mahasiswa. Sambil merintis itu kami dipertemukan senior Perintis LIDMI adalah Sudir Koadhi, Abdul Malik, Abdul Kadir, Zulfikar dan Sabaruddin Samsir yang waktu itu masih berstatus mahasiswa. Dan dalam perintisan ini Mahasiswa didampingi oleh Ust. Ismail Rajab dan Ust. Syamsuddin La Hanafi.
Melalui musyawarah Temu Nasional Aktivis Dakwah Kampus disepakatilah Nama lembaga Yaitu Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia yang disingkat LIDMI, ketika masih memakai struktur sistem paguyuban (2007-2015) lalu di 2015 di adakan muktamar pertama LIDMI berubah menjadi struktur kelembagaan tersendiri (2015-2020 sampai sekarang).
Dalam dakwah haruslah konsisten, jangan hanya saat kita jadi mahasiswa kita berdakwah. Bukankah amalan yang paling di cintai adalah konsisten dalam beramal. Terus menerus berjuang walaupun tidak banyak kontribusi yang bisa di berikan. Amalan yang kontinyu itu penting untuk menjaga ke istiqamah dalam dakwah.
Amalan yang sedikit tetapi kontinu akan mencegah masuknya virus ”futur” (jenuh untuk beramal). Jika seseorang beramal sesekali namun banyak, kadang akan muncul rasa malas dan jenuh. Sebaliknya jika seseorang beramal sedikit namun ajeg (terus menerus), maka rasa malas pun akan hilang dan rasa semangat untuk beramal akan selalu ada. Itulah mengapa kita dianjurkan untuk beramal yang penting kontinu walaupun jumlahnya sedikit. Kadang kita memang mengalami masa semangat dan kadang pula futur (malas) beramal. Sehingga agar amalan kita terus menerus ada pada masa-masa tersebut, maka dianjurkanlah kita beramal yang rutin walaupun itu sedikit
Barakallahufikum.. para inisiator LIDMI yang hadir dalam muktamar LIDMI. Teruslah konsisten dalam perjuangan ini. Bagi para aktivis dakwah seluruh Indonesia, mari Berkomitmen secara konsisten untuk berdedikasi dalam perjuangan dakwah.
Khusus bagian ini sumber nya dari tulisan:
Berkomitmen Secara Konsisten Untuk Berdedikasi Dalam Perjuangan Dakwah
Oleh Muhammad Abid Fauzan, S.Pd.I
Anggota MSO LIDMI PUSAT (Periode 2017-2019)
Sekian barakallahufikum..[]