Wahai yang mengaku pemuda, engkaulah sang harapan bangsa, engkau lah yang akan melanjutkan perjuangan di negeri ini, negeri Indonesia.
Perjuang para pemimpin yang telah berlalu dan sekarang ini telah banyak yang diwariskan. Baik warisan sumber daya alam, sumber daya manusia yang tangguh, infrastruktur yang masya Allah, namun tak jarang juga dilihat bahwa banyak yang telah menghasilkan bibit-bibit yang bahkan menghancurkan negeri ini, negeri Indonesia. Naudzubillah.
Terkhusus bagi pemuda yang akan melangkah keperguruan tinggi.
Ingatlah dalam mengambil sebuah langkah, langkah yang akan di jalani, bukanlah hal yang biasa, namun itu merupakan hal yang luar biasa, karena langkah itulah yang akan menentukan bagaimana kehidupan diri ini baik di dunia terlebih lagi di akhirat.
Tentunya, setiap orang termasuk para pemuda memiliki cita-cita yang tinggi, dan cita-cita itulah yang di jadikan sebagai landasan untuk mengambil suatu langkah. Maka para generasi emas negeri ini dalam melangkah perlu senanisa memperhatikan langkah yang ditempuh.
Dalam sejarah dilihat, bagaimana kisah Bilal bin Rabah radhiyallahu anhu dalam mengambil sebuah langkah atau jalan yang ternyata sangat membahayakan bagi dirinya, dimana beliau lebih rela ditimpa batu yang besar dibawah terik matahari yang dilakukan oleh kaum Quraisy demi mempertahankan jalan yang beliau tempuh. Namun hal demikian beliau tetap ambil karena mengetahui bahwa derita sesaat tidak ada artinya dibanding dengan kenikmatan yang dijanjikan dari Allah Azza Wa Jalla yakni kenikmatan beragama islam dengan menikmati syurga Allah Subhanahu Wata’ala diakhirat kelak.
Maka itu, sekarang yang menjadi titik perhatian adalah,
Apa yang menjadi cita-cita dalam diri anda wahai para pemuda ?
Bagaimana langkah yang ingin di tempuh wahai parah pemuda ?
Bagaimana jalan yang ingin di ambil wahai para pemuda ?
Semua itu menjadi pilahan masing – masing setiap inidiidu.
Menuju ke perguruan tinggi, adalah salah satu langkah yang di tempuh. Maka ketika berada pada tahap itu maka tentukan pilihan akhir anda di manakah puncaknya?
Dimanakah letak puncak terakhir jalan yang ingin ditempuh ?
Coba kita lihat sedikit gambaran di antara sekian pemuda atau generasi negeri ini, kala ditanya apa yang menjadi cita-cita terakhir mereka? atau yang sangat diharapkan sehingga ingin melanjutkan ke perguruan tinggi?
Maka spontan ada yang menjawab,
Saya mau menjadi Guru
Saya mau menjadi Dokter
Saya mau menjadi Tentara
Saya mau menjadi Polisi
Saya mau menjadi Pengusaha
Saya mau menjadi Disigner
Saya mau menjadi Dosen
Saya mau menjadi Profesor
Saya mau menjadi Pedagang
Saya mau menajdi Pilot
Saya mau menjadi Trainer
Saya mau menjadi Motivator
Saya mau menjadi Jutawan/Miliarder
Bahkan ada yang mengatakan saya mau menjadi Kepala Desa/ pak Camat/ pak Bupati/ Gubernur bahkan Presiden, dll.
Itulah sedikit cita-cita yang sering terlintas dalam jawaban-jawaban para pemuda yang merupakan pelanjut perjuangan negeri ini, negeri Indonesia.
Masya Allah, semua itu merupakan cita-cita yang baik, semua itu merupakan hal yang positif bagi setiap manusia. Karena semua itu saling melengkapi dan saling membutuhkan. Karena konsep hidup di dunia ini tidak lain adalah butuh saling tolong menolong dan saling membantu.
Ini telah jelas di tegaskan dalam Alquran Surah Al-Maidah ayat 2, yang terjemahannya adalah “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”. Semua itu insya allah akan berguna bagi bangsa dan negri ini.
Namun, menjadi titik yang tak kalah penting bahkan sangat penting adalah. Apakah langkah yang ditempuh hanya sebatas ingin mendapatkan kenikmatan di dunia saja yang akan memberikan kontribusi untuk negeri ini ataukah bahkan sampai di akhirat?
Ini yang perlu jawaban bagi setiap diri, terutama bagi anda yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi.
Catat dengan baik. Semua cita-cita keduniaan menjadi hal yang penting untuk dipikirkan, namun ingatlah bahwa cita-cita akhirat jauh lebih penting untuk di kejar wahai pemuda.
Ingatkan perintah Allah dalam Alquran Surah Al Qasas ayat 77, yang terjemahannya adalah “Dan Carilah apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu(Kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (Kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamua, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di )muka) bumi ini. Sesungguhnya allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan”.
Maka sekarang, tentukan pilihan anda. Tentukan langkah apa yang ingin di tempuh, jalan mana yang mau dilalui. Tentunya semua berkeingingan ingin mengambil jalan yang dapat membahagiakan baik kebahagiaan di dunia terlebih lagi kebahagiaan di akhirat.
Bagi anda yang yang masuk perguruan tinggi, tentukan pilihan sekarng. Pilihlah jalan yang mana dapat membahagiakan diri di dunia ini terlebih lagi di akhirat.
Negeri ini sangat membutuhkan generasi harapan bangsa, harapan yang akan melanjutkan perjuangan generasi – generasi terbaik negeri ini, generasi yang bisa menjadikan negeri ini mendapatkan rahmat, dan menjadi negeri yang Baldatun Taoyyibatun Warabbun Ghafur. Maka itu, cari lah langkah untuk mencapai cita – cita yang bermindset akhirat.
Guru yang berorientasi akhirat
Dokter yang berorientasi akhirat
Tentara yang berorientasi akhirat
Polisi yang berorientasi akhirat
Pengusaha yang berorientasi akhirat
Disigner yang berorientasi akhirat
Dosen yang berorientasi akhirat
Profesor yang berorientasi akhirat
Pedagang yang berorientasi akhirat
Pilot yang berorientasi akhirat
Trainer yang berorientasi akhirat
Motivator yang berorientasi akhirat
Kepada Desa/ Camat/ Bupati/ Gubernur/ bahkan Presiden yang memiliki orientasi akhirat.
Semua yang menjadi tujuan adalah akhirat. Adapun pekerjaan dunia itu menjadi washilah untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan kebahagiaan di akhirat. Semoga Allah Azza Wa Jalla memberikan jalan terbaik untuk dipilih agar langkah yang ditempuh bisa memberikan hasil terbaik di dunia terlebih di akhirat kelak. Wallahul Musta’an.
Hamri Muin (Ketua Umum PD LIDMI Makassar)
Selasa 14 Dzulhijjah 1438 H / 5 September 2017