(16/05/2016) Sebagai salah seorang alumnus konsentrasi Ilmu Fisika, maka perhitungan waktu dengan melihat pergerakan matahari dan bulan menjadi pembahasan khusus mahasiswa yang satu ini. Akhyar yang merupakan alumnus terbaik Fakultas MIPA UNM tahun 2013 ini, mencoba menganalisa penetuan awal ramadahan dengan metode astronomi di Universitas Sam Ratulangi Manado (sabtu, 14/05/2016).
Menurutnya, untuk menentukan awal ramadhan dapat diketahui dengan memperlajari gerak tiga benda langit yakni bumi itu sendiri, bulan sebagai satelit, dan matahari.
“perbedaan mendasar antara NU dan muhammadiyah adalah perbedaan kriteria ketinggian bulan.” Ungkapnya. Beliau juga menambahkan bahwa “Pemerintah dalam hal ini NU yang menggunakan kriteria mabims dengan ketinggian bulan minimal 2 derajat sedangkan menurut muhammadiyah yang menggunakan kriteri wujudul hilal dengan ketinggian bulan 0 derajat.”
Sebagai kesimpulan dari pembahasan ini, beliau dengan kapasitas ilmu yang dimiliki merasa sangat yakin (setelah ketentuan Allah) bahwa ramadhan tahun ini akan serempak di seluruh Indonesia. “Dengan menggunakan rumus astronomi, didapatkan bahwa ketinggian bulan pada tanggal 29 sya’ban 1437 H atau 5 juni 2016 M sudah lebih tinggi dari 2 derajat. Dengan demikian, dalam sudut pandang astronomi, selama langit tetap cerah,kemungkinnan besar tidak akan ada perbedaan tanggal masuknya 1 ramadhan tahun ini. wallahu a’lam.” Ujanya yakin.