MAKASSAR – Sistem pertahanan negara terdiri atas tiga komponen diantaranya komponen utama, cadangan dan pendukung. Komponen utama yakni ditangani oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) yang dalam Undang-undang 1945 telah disebutkan tugas dan tanggung jawab tersebut.
“Komponen utama yang berperan dalam sistem pertahanan negara ini harus didukung oleh komponen cadangan, yakni Warga Negara Indonesia (WNI) yang terlatih dan telah dibekali dengan ilmu bela negara. Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia (LIDMI) bisa mengambil peran tersebut,” ungkap Kolonel A. Syamsul, Staff ahli Pangdam XIV/ Hasanuddin saat membawakan materi di sela persidangan Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) II LIDMI, di Balai Latihan Masyarakat KEMENDESA Makassar, Ahad (29/4/2018).
Melalui materi yang berjudul “Peran Mahasiswa dalam Mengawal Kedaulatan NKRI” ini, A. Syamsul menerangkan bahwa LIDMI sebagai gerakan kemahasiswaan harus tampil sebagai solusi atas permasalahan pemuda yang memiliki nasionalisme rendah.
“Apalagi anda semua adalah aktivis dakwah, maka harus tampil lebih didepan dalam mempertahankan negara kita dari ancaman yang datang dari luar negeri, karena Islam lah yang dulu melahirkan dan memperjuangkan kemerdekaan negeri ini,” ungkapnya.
Pria asal Tinambung Sulawesi Barat ini menambahkan, LIDMI harus mampu memanfaatkan komponen pendukung pertahanan negara yang terdiri atas Sumber Daya Alam (SDA) dan perangkat lainnya untuk membantu TNI dan Polri dalam membentuk sistem pertahanan rakyat semesta.
“Negara kita adalah negara yang kaya, atas dan bawah tanah kita kaya akan sumber daya alam. Betapa banyak orang yang menginginkan negara kita, sedang kita memiliki sumber daya manusia yang lemah, sehingga prediksi Indonesia Bubar 2030 bisa terjadi jika kita, rakyat Indonesia, terus-terusan tenggelam dalam kemalasan ini,” ujarnya.
Menutup materinya, A. Syamsul berharap, melalui MUKERNAS II ini LIDMI harus mempersiapkan program-program perbaikan generasi bangsa, terutama mahasiswa, agar sadar atas segala permasalahan bangsa yang terjadi, dan kembali pada nilai-nilai keislaman yang menjadi asas pendirian negara ini. []
Editor: Rustam Hafid