Oleh: Zulkifli Tri Darmawan (Staf Infokom PP Lidmi)
Pandemi virus corona diprediksi mengubah kehidupan manusia selamanya. Dunia teknologi pun tidak luput dari perubahan ini. Sebanyak 34 pakar dari berbagai bidang dimintai pendapat dan analisa oleh majalah politik online Amerika, Politico.com. Salah satu bidang yang dikupas adalah sains dan teknologi.
Pertanyaannya singkat saja, bagaimana virus corona akan mengubah dunia sains, teknologi dan kehidupan digital manusia ke depannya. Sebab, tidak semua aktivitas manusia bisa dikonversi dalam bentuk digital. Ada beberapa bidang yang hanya bisa dilakukan di dunia nyata, meskipun solusi ‘on-line’ pun bisa—namun selebihnya kadang ‘tidak maksimal’.
Menurut pimred majalah Reason, Katherine Mangu-Ward, wabah corona mau tidak mau membuat orang beralih semua ke online. Aturan-aturan birokrasi yang selama ini meminta tatap muka antara masyarakat dan pemerintah atau pihak tertentu, tidak bisa dipertahankan lagi. Sebagian birokrasi negara juga telah mengeluarkan maklumat, semua pekerjaan silakan input dalam bentuk digital, ini hanya solusi agar rantai penyebaran virus yang telah memakan korban jutaan orang ini musnah.
Salah satunya adalah sekolah. Homeschooling dan e-learning selama ini terbentur masalah birokrasi. Dengan wabah virus corona, tidak ada alasan lagi untuk menahan pendidikan jarak jauh. Sejumlah layanan publik dari pemerintah juga akhirnya dibuat online sepenuhnya di beberapa negara. Kasat kusut terdengar serampangan, katanya susah nyari kerja lagi (ini kata sebagian anak mahasiswa yang baru kelar ujian), sementara yang bekerja, ‘wanti-wanti’ akan di PHK, untung-untung jika nasibnya hanya dirumahkan saja.
Pengamat lainnya, Profesor Sherry Turkle dari MIT Amerika Serikat dan pengarang Reclaiming Conversation: The Power of Talk in a Digital Age membuat analisa bahwa pandemi COVID-19 membuat kehidupan digital akan menjadi lebih sehat. Orang akan semakin sadar, bahwa gawai yang peruntukannya hanya sebagai ladang eksis-eksisan atau solusi bisnis digita kreatif akan mampu menyamakan pemikiran orang, bahwa yang di rumah saja, pun bisa tetap menghasilkan. Bukan hasil miliara tuyul dan lain-lain, namun murni kekayaannya berhasil lantaran mampu memanfaatkan kemajuan teknologi.
Orang-orang yang menghabiskan waktu dengan gawainya, mulai berpikir untuk mencari manfaat lebih baik. Beberapa contohnya pemain cello Yo-Yo Ma membuat postingan konser harian untuk netizen. Penyanyi Broadway Laura Benanti meminta penampil musik di sekolah yang batal tampil, mengirimkan pertunjukannya kepada dirinya. Di tanah air, jurnalis senior Najwa Shihab menggalang dana dari gelaran konser dari rumah yang beromzet milyaran rupiah, meski kita sepakat, dalam Islam, musik tetap tak ada bagiannya dalam agama ini.
Terlepas dari itu semua, maka dalam Islam, solusi yang ditawarkan oleh dunia tidak ada salahnya kita mengambilnya. Sebab, agama Islam itu solusi dari masa ke masa. Bahkan istilah karantina ini sebenarnya asalnya dari Islam. Maka dalam menyikapi pergeseran sosial dari ofline ke online ini, maka Islam telah memberikan batasan-batasan dan sekaligus solusi agar kita bisa tetap produktif dimasa pandemi ini. Bagaimana caranya? Berikut sedikit ringkasannya!
Parenting Islami, Mendidik Anak dari Rumah
Selama imbauan untuk belajar dari rumah, Pendidik harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan. Solusinya, pendidik dituntut mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online). Mereka dipaksa untuk mengubah kurikulum tatap muka, menjadi operasi pendidikan desain daring.
Ini sesuai dengan kebijakan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).
Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Pendidik dapat melakukan pembelajaran bersama di waktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran.
Dengan demikian, pendidik dapat memastikan peserta didik mengikuti pembelajaran dalam waktu bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda. Pendidik pun dapat memberi tugas terukur sesuai dengan tujuan materi yang disampaikan kepada peserta didik. Namun selama para orang tua tak ikut andil dalam program #belajardirumah, maka saya yakin—belajar seperti ini akan justru membosankan, menurunkan ide dan gagasan siswa, adanya ketimpangan adab dan perilaku. Bisa saja kan, gurunya ngajar sementara siswa nya pura-pura diajar. Apapun bisa dikamuflase, selama hal itu dilakukan di dunia maya, jangan sampai terjadi!
Meski pun demikian, Dalam keluarga, salah satu hal paling penting yang menjadi kewajiban bagi orang tua adalah mendidik anak-anaknya.. Maka peran ini justru bisa menambah power dan spirit belajar dari rumah itu sendiri. Makanya, tidak salah jika Rasulullah ﷺ sangat menganjurkan agar pendidikan pertama itu harus dilakukan dengan sebaik-baiknya dari rumah. Alhamdulillah, berkat covid, semuanya kembali ke rumah masing-masing. Meski pun kita sepakat, semua aktivitas kita menjadi terbatas, namun se-kembalinya kita ke rumah semoga menjadi salah satu cara Allah mengembalikan nilai-nilai pendidikan itu kembali kepada kodratnya.
Sungguh beruntung dan berbahagialah orang tua yang telah mendidik anak-anak mereka sehingga menjadi anak yang shalih, yang selalu membantu orang tuanya, mendo’akan orang tuanya, membahagiakan mereka dan menjaga nama baik kedua orang tua. Karena anak yang shalih akan senantiasa menjadi investasi pahala, sehingga orang tua akan mendapat aliran pahala dari anak shalih yang dimilikinya. Rasulullah ﷺ bersabda,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Apabila seorang telah meninggal dunia, maka seluruh amalnya terputus kecuali tiga, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendo’akannya.” (HR. Muslim: 1631).
Yuk para orang tua, ambillah kesempatan emas ini. Menjadikan ide untuk #belajardirumah sebagai cara kita untuk lebih dekat lagi dengan anak-anak kita. Wallahu a’lam. []