MAKASSAR – HMPS Ilmu politik dan Senat Mahasiswa FUFP UIN Alauddin Makassar sukses gelar diskusi Mimbar Pikiran di Sultan Alauddin Hotel & Convention, Selasa (23/05/2023).
Mengusung tema “Mahasiswa Menyambut Perubahan” hadirkan pembicara Mantan Wakil ketua Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Periode 2015-2019, Dr. Thony Saut Situmorang, M.M.
Dalam materinya Saut Situmorang menilai upaya yang unsustainable membuat negeri carut-marut pasca reformasi.
“Negeri ini carut-marut karena gak sustainable, ga berlanjut, begitu setelah reformasi sekarang malah mundur,” ujarnya.
“Saya kebetulan 3 setengah tahun hidup di singapura, mereka membangun singapura hanya dengan 3 kata, meritokrasi, pragmatisme dan honestly (kejujuran),” katanya.
Lebih jauh Saut Situmorang juga prihatin terhadap anjlok indeks persepsi korupsi setelah dia meninggalkan KPK 2019 silam.
“Singapura yang sekarang indeks persepsi korupsinya 80, yang kita disini 37. saya meninggalkan KPK Indeks Perspektif Korupsi 40, sekarang anjlok karena perilaku ketuanya kayak gitu,” jelasnya.
Saut Situmorang menerangkan bahwa penurunan Indeks Persepsi Korupsi itu memalukan. Upaya meningkatkannya sudah susah, terlebih Undang-Undang KPK yang baru memperparah hal tersebut.
“Dari 40 jadi 37 itu memalukan, naik satu aja susah banget, jaman pak SBY selalu naik tapi naik 1 aja. Begitu naik 3 selama 4 tahun, naik dari 37 ke 40 itu. Tiba-tiba undang-undang KPK jadi kemudian anjlok, angka itu datang dari 9 lembaga di dunia yang besar-besar,” terangnya.
Reporter: Muhas Jafur