(Catatan penting Aksi Bela Al Quds Jumat 15 Desember 2017)
Oleh: Zulkifli Tri Darmawan
(Humas LDK Forum Studi Islam Raudhatul Ilmi UNM)
Dalam bahasa Arab, Yerussalem disebut dengan nama Al Quds, sebuah kota dimana Masjid Aqsha tengah berdiri hingga saat ini. Terletak di sebuah dataran tinggi di Pegunungan Yudea antara laut tengah dan laut mati, Yerussalem adalah sebuah kota tua yang dipersengketakan oleh tiga agama samawi, Islam, Nasrani dan Yahudi. Allah Subhanahu wa ta’ala telah memuliakan kota ini dengan firmannya di dalam Alquran (yang artinya) ,” Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada waktu malam dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsha yang diberkahi sekelilingnya untuk Kami perlihatkantanda-tanda kekuasaan Kami, bahwasanya Dia itu Maha Mendengar dan Maha Melihat“. (Q.S. Al-Isra [17] : 1).
Al Quds adalah kota yang banyak menyimpan misteri dan keajaiban-keajaiban zaman. Tempat ini telah menjadi saksi kemukjizatan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sewaktu melakukan perjalanan isra’ dan mi’raj. Al Aqsha, bangunan kedua yang Allah dirikan di muka bumi ini dahulu adalah bagian terpenting dalam tubuh umat Islam. Ialah kiblat pertama dalam syariat sholat yang kita tunaikan didalamnya. Al Aqsha, sebuah tempat yang dalam sabda Nabi katakan mulia dan penting untuk kita kunjungi. “Tidak boleh melakukan perjalanan jauh (safar untuk mengejar pahala ibadah), Kata Nabi suatu hari, “kecuali menuju tiga masjid, Al-Masjid al-Haram, Masjid Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dan Masjid Al-Aqsha.” (HR. Muttafaq ‘Alaihi).
Hari ini, tanah yang berberkah itu telah menjadi ladang jihad yang telah disirami oleh ribuan darah syuhada. Bom dan rudal-rudal beterbangan di atap-atap rumah mereka, mayat-mayat jatuh bergelimpangan seperti jatuhnya ratusan dedaunan di musim gugur. Anak balita, ibu-ibu hingga lansia tak pelak menjadi korban keganasan agresi Israel laknatullah.Yahudi telah menabuh genderang perang kepada kaum muslimin. Kota yang sekitaran tahun 637 M telah berhasil dibuka oleh khalifah Umar Al Faruq kemudian 88 tahun setelahnya sekitaran tahun 1099 direbut oleh Peter The Hermet bersama 400.000 pasukannya dan dibuka kembali atas kegemilangan strategi perang dan kekuatan iman Shalahuddin Al Ayyubi, 2 Oktober 1187 M di perang Hittim. Dan kini, kembali sudah – musuh-musuh Islam menduduki tanah berberkah ini dengan sejuta kebengisan dan pengkhianatan tiada henti.
Kuncup kejahatan Yahudi Israel mulai bermekaran sekitar tahun 1800-an, diawali dengan munculnya gerakan nasionalis di Eropa bernama zionisme, yang merupakan akar kebangkitan Yahudi Internasional. Gerakan ini mempunyai tujuan untuk mendeklarasikan negara Yahudi Raya oleh akibat ketidakpunyaan mereka terhadap lahan di muka bumi ini setelah disesatkan oleh Allah selama 40 tahun di zaman Nabi Musa ‘Alahissalam. Hingga akhirnya dalam sebuah perjanjian, bangsa Yahudi Eropa sepakat mendirikan negaranya di tanah Palestina, tanah yang saat itu berada pada wilayah kekuasaan Khalifah Sultan Abdul Hamid II, Penguasa Ottoman. 2 November 1917 Menlu Inggris Arthur Balfour lewat deklarasi Balfor menyepakati dan mendukung usaha Yahudi untuk mendirikan negaranya di tanah Palestina. 14 Mei 1948, Negara Israel berdiri. PBB membagi wilayah Palestina kedalam dua bagian, UNTUK Israel dan Palestina. Meski jumlah penduduk Israel yang terbilang sangat sedikit, hanya separuh dari total penduduk Palestina, namun karena adanya kebijakan ini, ratusan ribu warga Palestina terusir dari wilayahnya. Belum cukup puas, Yahudi Israel kembali berulah. 5- 10 Juni 1967, dikenal dengan perang 6 hari , Israel mencaplok wilayah Palestina yang tersisa. Wilayah itu mencakup Tepi Barat, Yerussalem bagian timur. Jalur Gaza, juga Dataran Tinggi Golan di Suriah dan Semenanjung Sinai di Mesir. Perang abal-abal Arab-Israel ini juga nyata didukung penuh oleh Amerika Serikat.
Hingga hari ini, Israel masih belum puas. Keyakinan mereka atas Haikal Sulaiman atau Bait Salomon terus saja dijadikan dalih mereka untuk tak henti-hentinya mencaplok dan menjarah tanah Palestina dan isinya. Menurutnya, haikal sulaiman saat ini berada di bawah Masjid Al Aqsha sehingga pantas jika mereka berniat menghancurkannya lalu membangun kembali pondasi haikal tersebut yang sebelumnya pernah dihancurkan oleh nasrani Romawi dan hanya menyisakan tembok ratapan. Sesungguhnya, bagian dari haikal Sulaiman yang sebetulnya adalah tempat ibadah beliau kepada Allah Subhanahu wat ta’ala justru kaum musliminlah yang lebih berhak atasnya dibandingkan kaum Yahudi. Nabi Sulaiman adalah muslim maka pantas jika kita lebih berhak atas kota tersebut. Bahkan sejarah membuktikan bahwa Yahudi, tidak punya tempat dimuka bumi ini dikarenakan oleh kesombongan mereka.
Pertikaian antara umat Islam dan Yahudi kini diperparah dengan adanya ucapan Donald Trump (Presiden Amerika Serikat) tanggal 7 Desember 2017 hari Kamis lalu yang tanpa kendali mengucapkan kata-kata yang sensitif. Hingga pada akhirnya, kaum muslim dunia mengecam ucapan tersebut yang dinilai telah mengakibatkan kemelut dan kebersitegangan antara dua pihak. Bahkan Majelis Ulama Indonesia telah menghimbau kepada masyarakat Indonesia untuk menggelar aksi solidaritas untuk Palestina sebagai upaya dan keyakinan mutlak bahwa Yerussalem atau Al Quds sampai kiamat adalah kota milik paten kaum muslimin. Semoga dengan aksi besok, Jumat (15/12/2017) Allah akan membuka rahmat-Nya atas Palestina, bumi yang diberkahi, juga tempat yang paling agung ketiga setelah Makkah dan Madinah, Wallahu a’lam bish shawwab.
Makassar, 14 Desember 2017