MAKASSAR – Lembaga Dakwah Kampus Forum Studi Islam Raudhatul Ilmi Universitas Negeri Makassar (LDK FSI RI UNM) sukses menyelenggarakan kajian kotemporer dengan tema “Mengingat Sejarah Kelam Tragedi G30-S/PKI”, di masjid kampus Ulil Albab UNM, sebagai lanjutan dari nonton bersama film G30-S/PKI sehari sebelumnya.
BERITA TERKAIT: Waspadai Komunisme di Kampus, Ini yang dilakukan LDK FSI RI UNM
Kajian ini menghadirkan Ust. Ishak Subu selaku pakar sejarah Islam Indonesia.
“Sejarah merupakan hal yang harus diketahui oleh setiap orang, karena sejarah adalah sesuatu yang berulang, dan 1/3 dari Alquran adalah sirah/ sejarah” papar Ustadz Ishak mengawali kajiannya pada Ahad (1/10) kemarin.
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar ini menyebutkan bahwa gerakan kudeta Komunisme yang didalangi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) telah terjadi berulang kali dalam sejarah Indonesia, diantaranya tahun 1926, tahun 1949 dan 1965. Kesemuanya selalu berbentuk pertumpahan darah.
“Kita harus mewaspadai kebangkitan gerakan ini (PKI, pen) karena mereka akan selalu berusaha untuk bangkit kembali melakukan pemberontakan, menguasai negeri ini dengan paham komunis mereka” tambahnya.
Diakhir kajian, alumni Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Bahasa Arab (LIPIA) Jakarta ini berpesan kepada ratusan civitas akademika UNM yang hadir. Pertama, peristiwa-peristiwa lalu (pemberontakan PKI, pen) seharusnya menyadarkan kita bahwa kebangkitan komunis melalui penyebaran ide-ide mereka harus selalu diwaspadai. Kedua, aktivis dakwah kampus harus mengetahui syubhat-syubhat/ ide-ide komunisme karena dunia kampus merupakan lahan subur untuk bersemainya ide-ide tersebut.
Kajian kotemporer ini dillanjutkan dengan buka puasa 10 Muharram bersama di pelataran masjid Ulil Albab UNM. (*rh)