“Rezeki itu terdiri dari 10 pintu, 9 pintu ada pada keberuntungan”. Jika saya yang berkata boleh anda ragu namun perkataan ini keluar dari lisan Imam Ahmad Bib Hanbal.
Keberuntungan Seorang penjual Dange. Sebagai Hadiah saya akan mengisahkan kisah nyata ini…
Menjadi rutinitas saya adalah mengadakan perjalanan dari Kota Makassar ke Kota Soppeng begitupun sebaliknya. Alhamdulillah, bukan dengan jalan kaki tapi naik motor. Saya memiliki kebiasaan unik beristirahat di kota pangkep untuk menikmati Kopi hangat dan dange. Karena begitu banyaknya penjual dange sehingga saya bingung memilih warung yang pas. Maka saya melakukan UNDIAN KEBERUNTUNGAN dengan cara menarik kencang gas motor dan melepaskannya hingga berhenti di suatu warung dan di situlah warung yang saya pilih…!
Singkat cerita…! Singgalah saya di warung dange yang beruntung itu. Penjualnya adalah seorang ibu yang penampilannya sangat sederhana, daster yang lusuh, rambut yang tak tertutupi jilbab, mungkin ibu ini hanya lulusan SD, namun di balik itu dia sangat ramah dengan senyumnya yang penuh kegembiraan karena kedatangan pembeli.
Mungkin anda tidak percaya, ternyata hal ini terjadi 3 kali , saya berhenti di warung Ibu itu dengan cara Mengundi keberuntungan. Pada kali ketiganya…waktu itu pas waktu Isya. saya kemudian termenung apa hikmah di balik semua kejadian ini.
Saudaraku, anda boleh menangis dan bermuhasabah dari apa yang si ibu penjual dange sampaikan. Saya pun Ngobrol tentang keseharian ibu si penjual dange. Sang Ibu menceritakan, bahwa dalam hidupnya dia memiliki keyakinan Bahwa Allah tidak mungkin menyia-nyiakan usahanya.
Sudah 7 tahun, Sang Ibu ternyata membuka warungnya 24 JAM, tidur istirahatnya (dari situlah wajahnya tampak lelah sekali ) hanya ada jika pelanggan sedang sepi, meskipun dia buka 24 Jam. omzet tertinggi hanya 200 ribuan dan terkadang hanya 50ribu dalam sehari semalam.
Subhanallah…, Namun si Ibu tidak menyerah. Karena terkadang ada pelanggan yang membeli kepada dia tanpa mengambil kembaliannya. Dan rezeki-rezeki yang datang tidak dia sangka-sangka. Saya pun sangat akrab dengan Sang Ibu penjual dange itu, hingga dia tak sadar panggil saya Pak Kiyai. Terakhir sebelum saya pulang dia meminta didoakan agar diselamatkan dalam perjalanan hajinya, tahun depan. Saya kaget dengan perkataan Sang Ibu. Semoga Allah menjaganya.
Catatan:
Dange adalah jenis makanan khas Sulawesi Selatan, yang terbuat dari ketan hitam, parutan kelapa dan gula merah yang dipanggang.
(Kisah diatas kurang sempurna, jika tidak disampaikan secara langsung)
(5 November 2016, dalam perjalana Makassar- Soppeng)
Dzulqarnain Bin Iskandar