GAZA – Otoritas Palestina (PA) menyatakan pada Sabtu (31/3/2018) sebagai hari berkabung nasional setelah 15 warga Palestina gugur saat pasukan penjajah Zionis menembakkan peluru tajam ke arah ribuan demonstran Palestina yang menggelar unjuk rasa besar di perbatasan Gaza yang dekat dengan wilayah yang dijajah. Demosntrasi besar ini menandai peringatan ke-42 Hari Tanah, yang bermula 30 Maret 1976 silam.
“Sekolah, universitas, serta semua lembaga pemerintah di seluruh negeri akan dihentikan pada Sabtu (31/3/2018), sesuai keputusan Presiden Mahmoud Abbas untuk menyatakan hari berkabung nasional bagi jiwa para martir,” kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan Jumat (30/3), sebagaimana dilansir Aljazeera, Sabtu (31/3).
Selain 15 yang terbunuh, lebih dari 1.400 lainnya terluka saat pasukan penjajah menembakkan peluru tajam dan gas air mata ke arah demonstran agar mereka kembali dari pagar yang dijaga ketat, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Demonstrasi hari Jumat memperingati Hari Tanah, yang berawal pada 30 Maret 1976, ketika enam warga Palestina yang tidak bersenjata dibunuh oleh pasukan “Israel”. Saat itu warga Palestina memprotes tindakan penjajah “Israel” yang merampas lahan besar milik Palestina.
Penyelenggara unjuk rasa pada Jumat, yang dinamakan ‘Pengembalian Bulan Maret’, mengatakan pesan utama dari demonstrasi ini adalah untuk menuntut kembalinya hak para pengungsi Palestina.
Sekitar 70 persen dari dua juta penduduk Gaza adalah warga Palestina yang diusir dari rumah mereka di wilayah yang dirampas oleh penjajah Zionis dalam perang 1948, yang dikenal sebagai Nakba (Hari Bencana).
Para pengunjuk rasa di Gaza berkumpul di lima titik berbeda di sepanjang perbatasan, yang semula sekitar 700 meter dari pagar.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, mayoritas terluka bakar dari tembakan senjata api terbakar, peluru baja berlapis karet dan gas air mata.
Pelanggaran hukum internasional
Warga Palestina yang gugur pada Jumat (30/3) kemarin adalah Mohammed Najjar (25), ditembak di perut dalam bentrokan di timur Jabalia, Jalur Gaza utara. Sementara Mahmoud Muammar (38) dan Mohammed Abu Omar (22), keduanya ditembak mati di Rafah, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, Jumat.
Sebanyak 11 korban gugur lainnya diidentifikasi sebagai Ahmed Odeh (19), Jihad Freneh (33), Mahmoud Saadi Rahmi (33), Abdelfattah Abdelnabi (22), Ibrahim Abu Shaar (20), dan Abdelqader al-Hawajiri, Sari Abu Odeh, Hamdan Abu Amsheh, Jihad Abu Jamous , Bader al-Sabbagh serta Naji Abu Hjair, yang usianya masih belum diketahui.
Sebelumnya pada Jumat pagi, Omar Waheed Abu Samour, seorang petani dari Gaza, juga gugur setelah tembakan tank artileri penjajah menembus tubuhnya ketika dia berdiri di lahannya, dekat Khan Younis, hanya beberapa jam sebelum demonstrasi besar digelar.
Pusat Hukum untuk hak-hak Palestina di wilayah jajahan, mengutuk penggunaan kekuatan militer penjajah dan menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional.
“Penembakan langsung terhadap warga sipil tidak bersenjata merupakan pelanggaran brutal terhadap hukum internasional, bedakan antara warga sipil dan petempur,” kata kelompok HAM itu.
Kelompok itu juga mengatakan bahwa mereka akan melakukan penyelidikan untuk “menuntut bahwa mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan harus diseret ke pengadilan”.
Hari Tanah
Menurut media penjajah, militer “Israel” mengerahkan lebih dari 100 penembak jitu di sisi lain perbatasan Jalur Gaza
Demonstrasi Jumat kemarin dilakukan oleh semua faksi politik dan beberapa organisasi masyarakat sipil Palestina di daerah kantong yang dikepung (Jalur Gaza).
“Rakyat Palestina telah membuktikan dari waktu ke waktu bahwa mereka dapat mengambil inisiatif dan melakukan hal-hal hebat. Unjuk rasa ini adalah awal dari kembalinya milik seluruh Palestina,” kata Pemimpin Hamas Ismail Haniya.
Protes Jumat juga menggebrak demonstrasi yang akan dilakukan selama enam pekan di sepanjang perbatasan Jalur Gaza yang mengarah ke peringatan Nakbah pada 15 Mei mendatang.
Sementara Amerika Serikat akan memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem (Al-Quds) juga di sekitar waktu yang sama, 15 Mei, tanggal dimana penjajah Zionis merampas Tanah Palestina pada 1948 yang disebut sebagai Hari Nakba (Hari Bencana).
Reaksi internasional
Atas permintaan Kuwait, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dijadwalkan bertemu pada Jumat untuk “membahas perkembangan” di wilayah Palestina yang diduduki, menurut kantor berita negara Kuwait.
Pemerintah Yordania juga mengeluarkan pernyataan yang meletakkan tanggung jawab terhadap “Israel” atas kematian para pengunjuk rasa Palestina.
“Israel bertanggungjawab atas apa yang terjadi di Gaza hari ini, sebagai akibat dari pelanggaran yang mereka lakukan terhadap hak Palestina yang menggelar aksi protes secara damai, namun dihadapi dengan penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh Israel,” tegas juru bicara Pemerintah Yordania, Mohammad al-Momani,
Pemerintah Turki dan Qatar mengeluarkan pernyataan serupa: mengutuk penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh penjajah “Israel” terhadap warga Palestina.
Sumber: Aljazeera