Hari itu masih sangat pagi, ketika rombongan anak muda datang untuk memenuhi syarat menjadi mahasiswa untuk pertama kalinya yaitu ospek (oreantasi kampus) -atau apapun namanya-. Wajah gembira tergambar jelas ketika melangkahkan kaki di kampus. Di terima di kampus ternama adalah suatu kebahagiaan tersendiri. Banyak kenangan di SMA dahulu kini mereka melangkah ke dunia baru.
Ahlan wa sahlan, Selamat datang para intelektual muda di kampus peradaban! Begitulah yang tertulis di spanduk-spanduk yang bermacam tapi isinya sama. Selamat datang para pejuang ! di sini di ruang-ruang ilmiah bernama kampus jadilah mahasiswa hebat. Manfaatkanlah segala yang ada untuk menjadi insan kamil tanpa rekayasa genetika. Karena disini berkembang sesuai rasional dan ilmiah sesuai kehendak Allah.
Maka banyaklah membaca dan analisalah dengan cermat segala ilmu. Lalu tulislah ide-idemu dari hasil pemikiranmu. Tidak masalah bila salah ‘kan kita lagi belajar, wajar bila salah. Bila salah perbaiki lagi tingkatkan lagi kualitas baca dan nalar kita. Tak lupa berharap pada Sang Pemilik Ilmu Allah, agar diberi sedikit ilmu dariNya.
Tancapkanlah dalam jiwa kesabaran dalam belajar, jangan sombong, arogan, fanatisme yang sudah kuno. Justru zaman kita kompetisi “berlomba-lomba dalam kebaikan”. Saling bersaing dalam mendapat ilmu tapi jangan egois harus tetap berbagi. Bila ada teman masih kurang bantulah. Agar kita bisa menjadi tim yang solid dalam membangun bangsa.
Bangsa kita amat membutuhkan pemuda-pemuda seperti kita. Di pundak kitalah masa depan negeri ini dititipkan. Bangsa ini telah banyak melewati masa-masa dan tokoh-tokoh. Mulai dari Imam Bonjol sampai Soekarno-Hatta, semua telah menanam peradaban bangsa ini. Dapat kita contoh kebaikan mereka. Sesungguhnya kini kita dapat menjadi berperadaban besar seperti bangsa yang maju lainnya.
Maka melalui kampus yang berperadaban ini, kita rangkai peradaban bangsa yang bermartabat dan gemilang..!!
RENUNGAN UNTUK ADIK MABA
Membuka mata yang terpejam, menghentakkan jiwa, serta menyadarkan hati akan hal yang begitu kecil. Terdiam, membisu, memandang kejauhan yang tersorot waktu yang perlahan namun pasti, tak lari tak pula pula menunggu.
Tak terasa, kini kita telah menyandang gelar mahasiswa, ke kampus dengan menggunakan kostum biasa yang penting sopan dan rapi, bergaul dengan orang-orang yang berasal dari berbagai daerah dan bahasa yang beragam.
Adik MABA Mari lah kita merenung beberapa hal:
AWALI SEGALANYA DENGAN NIAT YANG BAIK
Adikku MABA, Renungkanlah sebuah sabda dari Rasululah Shalallahu alaihi wasalam yang artinya:
”Bahwasanya setiap amalan –amalan itu tergantung kepada niatnya. Dan seseorang itu akan mendapatkan apa yang ia niatkan …,”
Untuk itu, hal yang pertama yang adik harus lakukan ialah menjadikan niat kuliah sebagai sarana untuk lebih mengenal dan dekat dengan Allah ta’ala. Jadi, perbaikilah diri dan niat kita.
KENIKMATAN YANG BESAR
Adik-adikku, sepatutnya kita bersyukur karena hanya segelintir saja yang diterima di kampus kita, dari sekitar ribuan bahkan lebih pendaftar, namun yang diterima hanya separuhnya saja. Inilah nikmat yang besar yang diberikan kepada kita, patutnya kita memanfatkannya dengan baik.
MARI BERSUNGGUH-SUNGGUH
Adikku yang cerdas, tahukah anda bahwa kehidupan kampus adalah kehidupan baru bagi kalian. Dan tidak selamanya hal-hal yang baru itu positif dan mendatangkan kebaikan, namun mendatangkan banyak ujian dan cobaan.
But, jangan sampai hal tersebut menyurutkan langkahmu untuk meraih impian dan cita-cita. Oleh karenanya, marilah kita bersungguh-sungguh dalam meraih cita-cita kita di kampus. ”Manjadda wa jadah”, ‘Siapa yang bersungguh-sungguh dia akan mendapatkannya’.
PANDAI DALAM MEMILIH PERGAULAN
Wahai adikku, teman adalah cermin pribadi seseorang. Sifat dan pergaulan seseorang akan ketahuan dengan melihat dengan siapa ia bergaul. Sebaik-baik teman adalah orang yang mampu mengantarkan kita kepada kebahagian dunia dan akhirat, mereka itulah orang-orang mukmin yang selalu menginginkan kebaikan kepada sesama.
UMUR BERTAMBAH
ingat, menginjak dunia kampus dari sebelumnya SMA, menujukkan umur kita bertambah dan semakin dewasa. Namun terkadang kita lupa menyadari bahwa ajal kita makin dekat juga. Oleh karenanya, marilah kita banyak beribadah dan menjauhi maksiatan yang kita lakukan, serta berbuatlah yang bermanfaat. []
Penulis: Muh. Abid Fauzan (Anggota Majelis Syuro Organisasi PP LIDMI)