Bismillah…
Ikhwa yang dimuliakan oleh Allah dengan dakwah dan perjuangan…
Sungguh di setiap tempat di atas permukaan bumi ini manusia terbagi menjadi 2. Manusia yang pertama hidupnya berjuang untuk mengejar dunia semata, fikirannya adaah apa yang bisa dimakan hari ini dan besok. Mereka memeras tenaga, memeras kekeringat, memeras darah, mereka masuk menyusuri lembah, melewati gunung-gemunung, menyeberangi samudra masuk ke belahan bumi demi mendapatkan secuil harta dunia. Mereka menikmati jalan itu hingga mautpun menjemputnya. Maka bagi mereka firman Allah:
Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. (QS. 11:15) Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. (QS. 11:16)” (Huud: 15-16)
Ya, mereka menempuh jalan kehidupan yang bukanlah jalan kehidupan. Sedangkan manusia yang ke dua, tenaganya, samudra keringat, air mata dan sungai darahnya adaah untuk negeri akhirat. Mereka jadikan dunia hanya sebagai jalananan tempat kakinya berpijak (karena begitu hinanya dunia dimata mereka) untu sampai kepada Robnya meski jalan yang dipijak penuh dengan onak dan duri, kerikil tajam, serta jurang-jurang yang terjal. Mereka masuk menyusuri lembah, mendaki gunung-gemunung, menyeberangi samudra demi menegakkan kalimat Allah. Mereka meninggalkan kehidupan istana, meninggalkan masa muda yang penuh hura, meninggalkan Kasur Empuk, pakaian yang indah, makanan yang lezat ke tempat dimana mereka hanya tidur di dalam tenda yang diombang-ambingkan oleh angin hingga bergoyang kesana kemari. Makanan mereka adalah secuil roti kering yang keras yang dibagi untuk 2, 3, atau 4 orang. Mereka tidur berbantalkan sepatu, piring makan, atau bebatuan keras. Pakain mereka hanya 2 sampai 3 pasang. Mereka adalah Orang-orang yang dikatakan oleh Allah dalam Firman-Nya:
Sesungguhnya Allah telah membeli diri dan harta orang-orang mukmin dengan surga sebagai ganti untuk mereka, mereka berjuang di jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh…
Ya, Mereka telah menjual semuanya untuk Allah demi meraih kehidupan yang benar-benar kehidupan yaitu surga.
Ikhwa yang dirahmati Allah. Manakah pilihan kita? manusia pertamakah atau manusia ke duakah? silahkan tanyakan pada hati kita, tanyakan pada impian kita? tanyakan pada apa cita- cita kita yang tersimpan dalam dada kita? Duhai ikhwa semoga impian kita, cita-cita kita adalah impian dan cita-cita sebagaimana manusia yang ke dua. Duhai para aktifis dakwah yang ana cinta karena Allah marilah kita tempuh kehidupan mereka yang menikmati jalan “ini”, mereka para aktifis dakwah yang menyembah Allah sesuai dgn perintah Allah yang tertitah dalam Al-Hijr ayat 99:
Sembahlah rabbmu sampai datang kepadamu yang diyakini (kematian)
mereka yang menjadi aktifis dakwah hingga maut menjemput. Mereka para aktifis dakwah semisal : Ammar bin Yasir yang tetap berangkat berperang saat usianya 90 tahun. Mereka semisal Abu Sufyan yang tetap membakar semangat pasukan saat usia beliau 70 tahun. Mereka semisal Yaman dan Tsabit bin Waqasy yang meski telah lanjut usia tetap berangkat menegakkan kalimat Allah meski ditempatkan dibarisan paling belakang bersama para wanita. Merka semisal Abu Ayyub Al-Anshari yang ikut pada ekspedisi penaklukan konstantinopel saat usia mencapai 100 tahun, bahkan beliau semisal Rasulullah Muhammad Shallahu Alaihi Wasallahm yang memimpin sendiri perang tabuk saat usia beliau mencapai 60 tahun.
Duhai ikhwa yang ana cintai karena Allah. Dakwah ini tidak seperti Club Ilmiyah, Club Olahraga, Club Kepanduan, bahkan Club Dakwah Islam, yang cukup dikerjakan saat masih menjadi pelajar atau mahasiswa, lalu bisa ditinggalkan saat telah lulus, atau cukup dikerjakan saat bujang dan boleh ditinggalkan saat menikah atau kita curahkan waktu sebelum kita belum mendapatkan pekerjaan dan ketika telah dapat kita tinggalkan. Dakwah dan perjuangan tidak seperti itu, akan tetapi dakwah dan perjuangan menginginkan sebagian besar waktu kita, hampir seluruh harta kita, dan segarnya masa muda kita. Dakwah dan perjuangan islam menghendaki jiwa kita seluruhnya. Dakwah dan perjuangan islam menghendaki kita saat bertenaga, bukan saat telah loyo. Dakwah dan perjuangan islam menghendaki masa muda kita, masa kuat kita, masa sehat kita, dan masa perkasa kita, bukan masa renta kita. Dakwah dan perjuangan Islam menghendaki semua yang terbaik, termulia dan teragung dari kita. Semoga Allah menyiapkan kita dan memberikan kita kesempatan untuk bertemu dalam dakwah yang jauh lebih besar, lebih dahsyat, dan lebih mengguncangkan dunia, siapkan diri kita insya Allah!.*)
Salam cinta karena Allah saudara antum Wardiyanto Simbala. Ana uhibbukum fillah.
Kampung Rutum, Perbatasan Indonesia Filipina, Kab. Raja Ampat, Prov. Papua Barat, 23 Maret 2014.
*)Tulisan ini diadaptasi dan terinspirasi dari buku karya Dr. Abdullah Azzam Penawar Lelah Pengemban Dakwah
Lanjutkan Perjuangannya dinda!
Luar biasa Kanda Wardi…masih sempat nulis waktu SM3T