MAKASSAR — Semua peserta yang mengikuti Workshop pelatihan jurnalistik memiliki ketertarikan di bidang jurnalistik. Meski begitu, latar belakang pendidikan mereka tidak hanya datang dari jurusan jurnalistik, tetapi juga yang lain. Pada hari Ahad (14/4/2019), Lembaga Dakwah Kampus Forum Studi Islam Raudathul Ilmi Universitas Negeri Makassar (LDK FSI RI UNM) bekerjasama dengan Pimpinan Daerah Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia (PD LIDMI) Makassar, melaksanakan kegiatan Diklat Jurnalistik Mahasiswa Muslim (DJMM), bertempat di Masjid Al Ikhlas FIK UNM, Banta-bantaeng Kecamatan Rappocini, kota Makassar.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Abdul Gani wartawan Gatra, Alif Sappewali wartawan rakyatku, Syamsuar Hamka penulis dan aktivis dakwah kampus, dan Rustam Hafid, pengurus pusat Lidmi.
“Kami berharap setelah kegiatan ini dilaksanakan para pengurus lembaga dakwah terkhusus dari setiap departemen humas, ataupun Infokomnya dapat melaporkan setiap kegiatan ldfnya dalam bentuk berita,” kata Sainal, Ketua Humas FSI RI UNM saat memberikan sambutan.
Beberapa materi yang disajikan seperti Dasar-dasar dan Kode Etik Jurnalistik, Dakwah Kepenulisan Di Abad Informasi, Teknik Reportase dan Penulisan Berita dan Teknik Fotografi Jurnalistik.
Pada workshop ini, para peserta tidak hanya mendapatkan ilmu secara teori saja, tetapi juga langsung mempraktikannya.
“Biasanya hal yang paling melekat dalam otak adalah ketika sudah melakukan atau mempraktikannya,” tutur Iqhdir, salah seorang peserta.
Menjadi seorang jurnalis bukanlah hal yang mudah. Seorang jurnalis tidak hanya menulis dan melaporkan suatu berita, tetapi juga harus bisa membawa pengaruh yang besar dan positif untuk orang lain. Iqhdir pun menyadari bahwa banyak hal yang mesti dikorbankan jika ingin menjadi seorang jurnalis.
“Dakwah digital saat ini mulai berkembang. Informasi cepat. Saking cepatnya, jika kita kehilangan jejak, maka informasi yang kita peroleh kadang setengah-setengah,” katanya.
“Insya Allah, kegiatan seperti ini akan selalu kita gelar. Mudah-mudahan dakwah kampus yang di back-up dengan skill menulis bisa berdampak yang signifikan bagi perkembangan dakwah kampus ke depan,” harap Sainal. []