Saat ini memang sangat ramai dibicarakan tentang LGBT, di sana juga kita mendapatkan berbagai tanggapan dari sudut pandang yang berbeda. Mulai dari sudut pandang kemanusiaan, agama, sosial, dll. Namun pada kesempatan ini kami akan berbagi pendapat tentang LGBT dari sudut pandang ilmuwan.
Magnet
Magnet adalah suatu obyek yang mempunyai suatu medan magnet. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu yang kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah Turki) di mana terkandung batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut. Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap atau magnet tidak tetap. Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya adalah magnet buatan.
Semua magnet memperlihatkan ciri-ciri tertentu. Magnet memiliki dua tempat yang gaya magnetnya paling kuat. Daerah ini disebut kutub magnet. Ada 2 kutub magnet, yaitu kutub utara dan kutub selatan. Seringkali kita menjumpai magnet yang bertuliskan N dan S. N merupakan kutub utara magnet itu (singkatan dari north yang berarti utara) sedangkan S kutub selatannya (singkatan dari south yang berarti selatan). Magnet apabila digantung bebas selalu menunjuk arah utara dan selatan. Mengapa demikian? Ujung magnet yang menujuk arah utara disebut kutub utara magnet, sedangkan ujung magnet yang menunjuk arah selatan disebut kutub selatan magnet.
Jika dua buah magnet saling didekatkan, magnet pertama akan mengerjakan gaya pada magnet kedua, dan magnet kedua mengerjakan gaya kepada magnet pertama. Gaya magnet, seperti halnya gaya listrik, berupa tarikan dan tolakan. Jika dua kutub utara didekatkan, maka keduanya tolak-menolak. Dua kutub selatan juga saling menolak. Namun, jika kutub selatan didekatkan pada kutub utara, maka kedua kutub ini akan tarik-menarik. Sehingga kita dapat membuat aturan untuk kutub magnet: kutub senama tolak-menolak, dan kutub tak senama tarik-menarik.
Beda Potensial
Coba perhatikan sebuah baterai; yang Anda pasti sudah tahu, pada baterai itu terdapat 2 (dua) kutub, yaitu kutub positif dan kutub negatif. Bila kutub positif dan kutub negatif kita hubungkan dengan kawat penghantar listrik, maka akan mengalir elektron dari kutub negatif melalui penghubung ke kutub positif. Para ahli telah melakukan perjanjian bahwa arah arus listrik mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Terjadinya arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif dan aliran elektron dari kutub negatif ke kutub positif, disebabkan oleh adanya beda potensial antara kutub positif dengan kutub negatif, dimana kutub positif mempunyai potensial yang lebih tinggi dibandingkan kutub negatif.
Sunnatullah Kehidupan
Magnet yang sejenis akan tarik menarik dan maget yang berbeda jenis akan tolak menolak. Arus listrik, hanya bisa mengalir jika ada dua kutub, kutub postif dan kutub negative; mengalir dari kutup positif ke kutub negatif. Sifat alamiah yang dimiliki oleh magnet dan batrai merupakan merupakan gambaran sifat alamiah kehidupan yang Tuhan ajarkan kepada manusia. Sudah menjadi sunnatullah hidup bahwa keteraturan dan kenikmatan hidup hanya bisa didapatkan bila bersama dengan pasangan dari jenis yang berbeda; siang berpasangan dengan malam, panas berpasangan dengan dingin, positif berpasangan dengan negatif, dan laki-laki berpasangan dengan perempuan. Andai saja, Allah menciptakan pasangan ‘siang’ adalah ‘siang’ yang lain, maka tak akan ada malam sebagai waktu istirahat manusia. Andai Allah menciptakan pasangan ‘panas’ adalah ‘panas’ yang lain, tentu akan menyusahkan kehidpan manusia. Demikian pula, saat kutup utara magnet di pasangkan dengan kutub utara pula, hasilnya adalah tolak menolak. Atau kah kutup positif baterai, dihubungkan juga dengan kutub positif baterai, maka tak akan ada arus listrik yang mengalir.
Jika kutub magnet yang sejenis saja tolak menolak, maka cinta sesama jenis; Lesbian dan Gay adalah penyimpangan. Jika kutup positif baterai tak dihubungkan dengan kutub negatif, bagaimana bisa menghasilkan arus listrik? Jika cinta sesama jenis, bagaimana bisa menghasilkan keturunan? Kalau LGBT terus dipropagandakan apalagi dilegalkan, dan para pelakunya tak direhabilitasi, masih lestarikah kehidupan manusia? Jelaslah, bagi para saintis, LGBT; penyimpangan seksual, tidak rasional, menyalahi sunnatullah kehidupan, dan pemusnahan generasi.
Refference:
Sudibyo, Elok, dkk. 2008. Mari Belajar IPA 3 untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.
Anonim.https://stahlvormund.wordpress.com/2013/12/25/mengapa-arus-listrik-mengalir-dari-positif-ke-negatif. Diakses tanggal 21 Februari 2016.
Ahad,21 February 2016
Pukul 18.20 Wita
@Kota Serambi Madinah, Makassar
Penulis : Andi Muh.Akhyar. S.Pd., M.Sc.
(Ketua Pengurus Pusat LIDMI|Alumni pascasarjana Ilmu Fisika UGM)