Hati adalah salah satu organ tubuh yang sensitif yang dimilki oleh manusia. Tidak hanya memilki peran yang vital dalam sistem metabolisme dalam tubuh. Hati juga merupakan seonggok daging yang menjadi indikor baik-buruknya amalan dari seseorang. Tangis adalah eksperesi paling jujur dari kondisi hati. Perwujudan paling mendalam dari suatu rasa. Saat hati dirundung duka, maka terkucurlah air mata. Air mata adalah bentuk perwujudan dari sebuah kesedihan yang mendalam yang dirasakan oleh hati manusia. Experesi hati sewaktu- waktu bisa berubah dari kesedihan menjadi kebahagian. Menjadikan wajah senyum merona. Bahkan yang unik, pada level tertentu sesuatu yang lucu bisa membuat tawa yang disertai air mata.
Ibadah pun demikian, air mata yang terkucur dalam ibadah yang dilakukan ( Exp : sholat), menujukkan kekhusyuan, kesungguhan, kejujuran dan puncak rasa. Tentu saja air mata yang jatuh itu adalah buah dari tangis, Tangis yang lahir karena memahami arti dari sebuah ibadah. Maka, tidaklah mengherankan, jika air mata yang mengalir dari hati yang khusyu dihargai mahal oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wasalalam. Rasulullah bersabda, “ Dua mata yang tidak akan disentuh oleh neraka; mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang berjaga di jalan Allah. “ (HR. At. Tirmidzi). Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah telah bersabda, “Tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari tidak ada naungan, kecuali naunganNya.” Di dalamnya disebutkan, “Dan laki-laki yang menyendiri mengingat Allah, kemudian air matanya bercucuran.” (Muttafaq ‘Alaih). Air mata juga merupakan pertanda dari toubat dari seorang hamba. Air mata yang jatuh disebabkan oleh penyesalan yang tulus diiringi pengharapan dan pengampunan Allah, maka air mata tersebut mampu meleburkan dosa dari seorang hamba. Perjalanan hidup para sholihin juga diwarnai dengan tangisan karena takut kepada Allah. Suatu waktu, Hasan al- Bashri menangis lalu beliau ditanya “ kenapa Anda menangis, Beliau menjawab ,
“ Saya takut jika Allah melemparkanku ke dalam neraka lalu Dia tidak memperdulikan aku.” Begitupun para sahabat, siapa yang tidak kenal mengenal Amirul Mukminin Umar Bin Khattab sosok yang dikenal tegas dan keras. Jangankan manusia, Iblis pun menyingkir takkala berpapasan dengan beliau. Tapi kita dapati beliau memilki goresan hitam dibawah kedua kelopak matanya, yang merupakan bekas tangisan tulus dari manujat kepada Allah Azzawajall. Abdullah bin Umar juga memahami betapa pentingnya tangisan seperti itu, Beliau berkata, “ Saya bisa menangis kerena takut kepada Allah, itu lebih aku sukai daripada saya bersedekah dengan seribu dinar.” Lantas bagaimana dengan kita ini ? adakah kita mengalamai hal serupa ? pernahkah kita menangis karena takut kenapa Allah ? ketika mata sulit menangis karena Allah, besar kemungkinan bahwa hati kita telah berkarat disebabkan dosa dan maksiat yang kita lakukan. Ibnu Qoyyim al- Jauziyah berkata,” karat hati itu disebabkan oleh dua hal; yaitu karena lalai dan dosa, maka pembersihnya juga dengan dua juga; yakni dengan istigfar dan berdzikir kepada Allah.”
Sebaliknya, air mata yang jatuh hanya untuk menipu manusia atau hanya sebatas ingin mendapat pujian dari manusia. Itulah air mata buaya, air mata yang didalamnya mengandung unsur Riya. Air mata buaya adalah air mata tercela karena lahir dari hati yang dusta. Salah satu contoh air mata buaya adalah air mata dari saudara- saudara Yusuf ‘alaihissalam. Kisah yang mengundung banyak hikmah yang Allah Azzawajall, kisahkan di dalam Q. S yusuf
“ maka takkala mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke dasar sumur (lalu mereka masukkan dia), dan (di waktu sudah dalam sumur) kami wahyukan kepada Yusuf, “ Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tiada ingat lagi.” Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis.(Q.S Yusuf 15- 16).
Sebuah kisah yang sangat panjang yang intinya saudara- saudara yusuf menipu sang ayah dengan air mata buaya mereka bahwa Yusuf telah meninggal dimakan serigala, padahal mereka membawa Yusuf ketepi hutan lalu mencampakkannya ke dalam sumur.
Sejatinya, Air mata adalah merupakan barang berharga, jika memang keluar dari sesuatu yang berharga pula. Air mata yang keluar yang disertai dengan rasa takut,dan rasa penyesalan yang besar adalah merupakan tanda kelembutan hati seseorang. Sebaliknya air mata buaya, yang keluar bukan kerena Allah, dan hanya untuk mendapat sanjungan dari manusia atau bahkan untuk menipu munusia merupakan simbol keburukan hati dari manusia. Maka, pandai-pandailah mengeluarkan air mata, dan jangan gadaikan air mata berhargamu wahai saudaraku hanya untuk yang sesautu buruk dan tidak bernilai serta tidak pantas untuk ditangisi. Wallahu’alam bisswab
Maraji’
Majalah Ar risalah Edisi 177
Cendrawasih Makassar, 12 Sya’ban 1437 H, 16.56 WITA
Akhukum, Abu Muhammad (Ketua LIDMI Makassar)