MAKASSAR – Anggota Komisi Fatwa MUI Sulsel Dr. Kasman Bakry, M.H.I menegaskan bahwa agama islam menjunjung tinggi toleransi dan mengajarkan berlaku baik terhadap non-muslim.
“Agama yang dicintai Allah kata Nabi agama yang lurus dan toleran. Jadi bicara tentang toleransi dalam islam terkait dengan sisi normatif nya itu bukan hal yang baru dalam agama kita,”tegasnya.
Hal tersebut diungkapkan saat menjadi pembicara dalam Kajian Akhir Tahun LIDMI dengan mengusung Tema: “Toleransi: Perspektif Syariat dan Hukum di NKRI, Apakah Sejalan?” Dilaksanakan secara daring pada Selasa (27/12/2022).
Ust. Kasman Bakry menambahkan bahwa toleransi adalah potret biasa dalam islam. Banyak dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis-hadis nabi untuk bertoleransi dan berbuat baik.
“Didalam islam kita di ajarkan berlaku baik terhadap non muslim,” ucapnya.
Wakil Ketua Bidang Akademik STIBA Makassar itu menerangkan bahwa banyaknya kesalapaman tentang terminologi kata kafir. Kafir ini adalah lafadz paling halus dalam struktur bahasa Arab.
“Maka ketika nabi Muhammad berkata wahai orang orang kafir, mereka tidak tersinggung. Mereka paham akan terminologinya sehingga tidak pernah muncul ketersinggungan,” ujarnya.
Belau juga mengutip perkataan Dr. Syamsuddin Arif tentang perbedaan toleransi dan pluralisme yang banyak disalah artikan.
“Toleransi itu adalah ketika mengakui keberadaan sodara-sodara kita yang non-muslim,Menghargai hak-hak mereka sebagai warga negara, sebagai tetangga, Sebagai sahabat dalam pergaulan kita. Klau kita mengakui keyakinan mereka , ini namanya pluralisme,” katanya.
Ust. Kasman Bakry meminjam perkataan dari Prof. Hamid Zarkasyi yang membagi pluralisme dalam kategori pluralisme teologis dan pluralisme sosiologis.
“Menghargai hak-hak tetangganya yang non-muslim maka hal ini kita sepakat pada pluralisme sosiologis, tetapi jika telah mamsuki ranah pluralisme teologis, inilah paradigma yang harus diluruskan,” pungkasnya.
Reporter: Muhas K. Japur
Editor: LMC Team