MAMUJU — Gempa yang mengguncang Kabupaten Majene dan berdampak hingga Kabupaten Mamuju di Provinsi Sulawesi Barat telah menggerakkan empati dari sejumlah pihak, termasuk Pimpinan Pusat Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia (PP Lidmi).
Jumat (29/1/2021), Lidmi mengirimkan 5 orang relawan untuk ditugaskan ke Mamuju membawa sejumlah program pendampingan kepada pengungsi.
Adapun titik layanan pendampingan antara lain sekolah ceria, yang tergabung dalam misi Psychological First Aid (PFA) dilakukan di beberapa tempat di Mamuju seperti daerah Tamasapi, dan juga di Desa Tapandullu yang berbatasan langsung dengan selat Makassar.
Ketua Umum PP Lidmi Hamri berharap, penugasan ini bisa menjadi alternatif bagi pemerintah Sulawesi Barat, dalam hal menangani psikososial anak-anak pasca gempa. Ia mengatakan, anak-anak perlu didampingi, dalam hal belajar, utamanya dalam menguatkan ruh imaniyahnya.
“Jadi kita kirim relawan sebagai tenaga pendamping, guru sekaligus dai yang nantinya akan berkontribusi langsung dengan pengungsi,” ujanya, Ahad (31//1/2021).
Sementara itu, Ketua Departemen Sosial dan Kesehatan PP Lidmi Andika Syahputra mengatakan, Kegiatan di dua desa ini merupakan salah satu program Lidmi di pengungsian gempa Sulbar, yakni Psychological First Aid (PFA) untuk penyintas gempa Sulbar di Kabupaten Mamuju.
“Insya Allah masih ada program lain seperti sekolah ceria, tentu dengan mengutamakan penerapan protokol kesehatan. Untuk Majene insya Allah akan diutus lagi relawan dengan background Mahasiswa dengan program utama PFA dan bantuan logistik untuk penyintas gempa Sulbar,” tukasnya.
Rencananya relawan akan bertugas selama dua pekan dan akan digilir dengan relawan di angkatan selanjutnya.
Mari dukung, kegiatan Lidmi Peduli melalui peduli.lidmi.or.id
Semoga Allah ta’ala memudahkan semua urusan kita, aamiin