Oleh: Zulkifli Tri Darmawan (Anggota Departemen Infokom PP Lidmi)
“Awalilah setiap pekerjaan dengan perencanaan yang baik, karena gagal dalam merencanakan sama dengan merencanakan kegagalan”
(KH. Abdullah Gymnastiar)
Eh, ngomongin al-Qur’an mulu itu bikin risih nggak? Maksud aku kalau kebanyakan teman-teman ngajakin tadarrusan pengen banget atau malasnya yang kebangetan? (dijawab di dalam hati aja ya, hehe). Tadarrus al-Qur’an adalah suatu aktivitas interaksi seorang muslim dengan al-Quran. Ia merupakan amal shalih yang paling digalakkan pada bulan Ramadhan. Sayangnya, selama ini banyak orang semangat bertadarus, namun tujuannya pamer dengan suara yang keras dan lantang. Padahal, tadarus seperti ini akan hilang maknanya atau menjadi sia-sia, karena riya’ atau mengganggu orang lain. Terlebih lagi bagi orang yag bertadarus pada malam hari hingga lewat tengah malam dengan suara yang keras (memakai mikrofon). Tentu sangat mengganggu aktivitas istirahat dan ibadah saudara kita yang lain. Terlebih lagi ada saudara kita yang sakit.
Sebenarnya, tadarus tidak hanya bermakna memperbanyak bacaan al-Qur’an dan mengkhatamkannya, namun juga bermakna memahami, mentadabburi dan mempelajari al-Qur’an. Semua aktivitas yang berkaitan dengan al-Qur’an ini bertujuan untuk mengamalkan al-Qur’an. Sangatlah keliru bila seseorang mengklaim dirinya mengamalkan al-Qur’an tanpa membaca, memahami dan mempelajarinya. Karena, sebelum kita mengamalkan al-Quran, tentu harus melewati proses membaca, memahami dan mempelajarinya.
Membaca al-Qur’an adalah amalan mulia. Ia adalah ibadah yang agung. Membacanya berpahala, bahkan kedudukan manusia di sisi tuhannya tergantung seberapa dekatnya ia dengan al-Qur’an. Bagi siapa saja yang ingin menjadi keluarga Allah, hendaklah ia membaca, menghafalkan dan mengamalkan al-Qur’an. Bahkan tidak ada kerugian sekalipun orang-orang yang membaca al-Qur’an. Disebutkan dalam sebuah riwayat, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469).
Al-Qur’an Vs Medsos
Setiap orang bisa menghabiskan waktu 1-3 jam setiap hari untuk mengakses media sosial. Dengan hadirnya smartphone, android membuat orang semakin mudah untuk mengakses media sosial, dimana saja dan kapan saja. Namun apakah banyaknya waktu yang dihabiskan untuk mengakses media sosial berbanding lurus dengan waktu yang dihabiskan untuk berinterkasi dengan al-Qur’an? Ini menjadi perhatian yang serius bagi setiap muslim. Tak hanya serangan medsos, hingga detik ini—kecanduan bermain e-sport (mobile legend dkk) juga turut meracuni anak-anak muda. Ia seperti racun dalam botol, ibarat narkoba yang membuat para pecandunya tak ingat lagi dengan keadaan tubuhnya. Tubuh kurus kering, kantong mata menghitam, waktu sholat lewat, Na’udzubillah. Tidak ingatkah kita dengan sebuah hadist, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih). Maka perhatikan bro, waktumu habis baca status, main game, ataukah baca dan hafal al-Qur’an?
Al-Qur’an Every Day
Sudah punya target berapa juz? Atau berapa kali khatam al-Qur’an-nya saat Ramadhan nanti? Biasanya jika kita menginginkan sesuatu, maka harusnya kita perlu membuat perencanaan yang matang. Jika kita ingin pahala yang berlipat di bulan Ramadhan mendatang, maka mulai sekarang tempa diri kita dengan komitmen dan kesungguhan untuk mengkhatamkan al-Qur’an, terserah berapa kali. Bro, jadikanlah Al-Quran kebutuhan harian kita. Jika tidak makan dan minum sehari, badan kita menjadi lemah. Demikian jika tidak membaca Al-Quran sehari. Bisa jadi hati dan jiwa menjadi lemah, hati menjadi keras, mudah marah, mengeluh dan selalu miskin, tidak qana’ah dan bersemangat menjalani hari dan tidak tersentuh dengan kebaikan dan hidayah.
Bacalah Al-Quran beberapa juz sehari. Jika tidak mampu, beberapa halaman, jika tidak mampu, setengah halaman, jika tidak mampu, beberapa ayat, jika tidak mampu, mohon ampun kepada Allah. Maksiat yang banyak telah mengeraskan hati, cinta dunia telah melalaikan akhirat. Waktu itu selalu ada, setelah shalat subuh, setelah magrib, dalam perjalanan ke kantor dan ketika menunggu dan mengantri. Bukan banyak bacaan yang menjadi utama, akan tetapi istiqamah setiap hari membaca walaupun hanya beberapa ayat.
Rencanakan dengan Matang
Target khatam berapa kali, bro? Satu, dua, tiga, atau nggak sama sekali? Rencanamu saat ini, menjadi penentu seberapa kuat kamu berinteraksi dengan al-Qur’an di bulan Ramadhan. Silakan list, target-target itu dalam selembar kertas, atau dalam catatan di applikasi androidmu. Jangan sampai Ramadhan lewat, bacaanmu keteteran. Jangan sampai, bacaanmu mentok beberapa juz saja, padahal kesempatan menemui Ramadhan nggak selalu ada. Bukankah tak ada jaminan untuk bertemu dengan Ramadhan di tahun-tahun selanjutnya? Masih muda bro, jadi woles ajah, katanya.
Hari ini, silakan rencanakan target bacaanmu. Mulailah melatih otot mulut untuk membaca al-Qur’an. Latih pernapasanmu, agar meskipun saat berpuasa, otot-otot perutmu masih bisa diajak berkompromi. Bro, target khatam al-Qur’anmu berapa kali?
Makassar, 14 Sya’ban 1440 Hijriyah
Sumber: Majalah Sedekah Plus Edisi 64 Kolom Remaja