Malam adalah salah satu daintara waktu yang Allah ciptakan. Allah Azzawajall bersumpah atas nama waktu yang satu ini (malam). Sebagaimana dalam firmannya, Wallaili idzasaja. ( dan demi waktu malam apabila telah datang). Sebagaimana penjelasan para ulama, ketika Allah bersumpah atas nama makhluknya, maka ada keistimewaan pada makhluk tersebut. Salah satu hal yang menakjubkan tentang waktu malam, adalah waktu malam adalah waktu yang spesial baik bagi orang yang beriman maupun yang bukan. Salah satu hal yang sering dibicarakan oleh para Psikolog, bahwa waktu malam adalah waktu spiritual. Jadi mereka menceritakan bagaimana orang- orang mau berbagi. Mereka biasanya lebih peka terhadap perasaan mereka di waktu malam. Bagi orang- orang kafir dan bahkan muslim sekalipun secara umum kapan waktu yang baisanya digunakan untuk berkencan dan behura-hura ? kapan mereka biasanya pergi, apakah di waktu siang atau di waktu malam ? Jawabannya adalah di waktu malam. Mereka mengutarakan testimoni cinta mereka kepada kekasihnya yang sebenarnya masih haram dari persespketif ajaran Islam, tapi sah- sah saja menurut pandangan mereka. Meluapkan segala perasaan dan cintanya terhadap orang yang dicintainya tersebut. Atau paling minimal, mereka menghabiskan waktu malam mereka untuk perkara yang sia-sia, dan sama sekali tidak memberikan manfaat bagi dunia dan akhirat. Apa yang Islam ambil dari waktu ini ? jadi ketika orang- orang sibuk melakukan hal- hal guna memenuhi kepuasaan hasratnya, maka orang- orang yang beriman di waktu ini mereka menggunakan dan mempersembahkan waktunya secara optimal untuk Tuhan mereka, Allah Subhanawata’ala. Dan salah satu hal yang dibicarakan oleh para ulama, adalah waktu malam adalah testimoni cinta seseorang. Jadi apapun yang dicintai sesorang, maka kita akan melihat bagiamana mereka menghabiskan waktu malamnya untuk hal yang dicintainya. Jika pikiran diorientasikan untuk akhirat dan kecintaan kepada Allah maka mereka akan menghabiskan malamnya untuk akhirat dan menghabiskan waktu malamnya untuk Allah azzawajall.
Begitulah, gambaran orang- orang sholeh terdahulu, generasi terbaik ummat ini, mereka mengoptimalkan waktunya untuk mengutarakn testimoni cintanya kepada Allah Azzzawajall. Mengadukan segala problematika kehidupan kepada dzat yang memlik sejuta solusi untuk sejuta masalah hamba- hambanya. Ibnu Abbas menuturkan “ Aku tidak melihat satu sahabat pun kecuali mereka mengambil sesuatu dari malam “. Qudwah (contoh) terbaik untuk persoalan ini adalah baginda Rasulullah Shallallahu ‘aliahi wasallam. Manusia termulia yang telah dijamin masuk surga, namun Beliau adalah ahli ibadah, manusia yang paling dekat dengan Allah, dan paling tahu tentang Allah, manusia yang berakhlak seperti al-quran. Malam- malam Beliau diisi dengan qiyamul lail, sebagai suatu kewajiban untuk Beliau, hingga suatu ketika Ummul Mukminin Aisyah Radiallahu’anha pun protes takkala melihat kaki Beliau yang telah bengkak karena sholat malam. Aisyah Radiallahu’anha berucap “ mengapa Engkau lakukan ini, bukankah Allah telah mengampuni dosamu baik yang telah lalu maupun yang akan datang “. Rasulullah pun bersabda “ Salahkah aku, jika aku menjadi hamba- hamba yang bersyukur. “ Begitu pula para sahabat Radiallahuanhum ajmain, waktu yang paling mereka nanti- nantikan adalah waktu malam. Kebahagian hadir disanubari mereka setiap kali matahari terbenang. Inilah waktu mereka untuk bermunjat kepada Rabb-Nya. Mereka disifati sebagai singa- singa kehausan di siang hari dan rahib-rahib di malam hari. Di waktu saing, mereka berperang di jalan Allah Subhanawata’ala layaknya singa- singa kelaparan yang menerjang musuh- musuhnya. Namun di malam hari mereka seperti rahib- rahib yang merendahkan dirinya, bersimpuh, menengadahkan tangannya, larut dalam tangisan, mengutarakan segala testimoni cinta kepada Rabbnya, mengadukan segala permasalahan yang mendera hidupnya. Hingga, mereka merasakan ketenangan jiwa, kedamian dan kebahagiaan yang hakiki, yang mungkin sang raja, sang presiden, dan sang gubernur pun tidak mampu merasakan hal tersebut. Walau sang Raja berada diatas singgasana kerajaannya, presiden yang berada di istana keprisidenannya, atau gubernur yang berada di rumah jabatannya. Allah berfirman di dalam AL Qur’an
“ lambung- lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkakan apa- apa rezeki yang kami berikan. “
(Q.S As Sajadah ayat 16)
Salah satu waktu yang yang istimewa di waktu ini, adalah disepertiga malam terakhir. Inilah waktu dimana Allah Rabbul ‘alamin turun ke langit dunia dan mengatakan sebgaimana yang dijelaskan dalam hadits qudsi, berang siapa dari hambaku yang meminta maka akan Aku penuhi permintaannya, barang siapa yang memohon ampun maka akan Aku ampuni.
Kebanyakan diantara kita mungkin telah dan atau sedang merasakan ini. Di awal hidayah itu menyapa, kita begitu semangat dalam beribadah namun sekarang rasa- rasanya ada perubahan yang signifikan dari proses ibadah yang kita lakukan. Sholat- sholat sunnah rawatib yang kadang kita sudah tinggalkan, sudah duha yang jarang kita lakukan, dan lain- lain. Begitupun dengan semangat dakwah, diantara kita ada yang merasakan semangat dakwah yang tidak sebesar dulu lagi. Ketika itu menimpa kita, maka bermuhasabah adalah solusi terbaik. Salah satu hal yang paling penting untuk kita intropeksi adalah bagiamana kondisi kita di malam hari ? bagaimana hubungan kita dengan Allah di malam hari ?. boleh jadi, apa yang kita rasakan saat ini, kemalasan dan kefuturan adalah bua dari kemaksiatan yang kita lakukan di malam hari, serta hubungan kita dengan Allah dengan qiyamul lail di malam hari yang telah renggang atau bahkan telah hilang sama sekali ? belum terlambat dan tidak ada kata terlambat sebelum nafas telah di tenggorokan, untuk kita semua berbenah diri. Mari, jadikan malam- malam indah kita dengan Testimoni- testimony cinta yang indah yang lahir dari hati yang tulus kepada Allah Azzawajall. Wallahu’alam bissawab
Berakhir, di R.S bersalin Budi Mulya 1 jalan Timah blok IV A No. 20 Makassar
29 Maret 2016, pukul 22.40 WITA
Akhukumfillah, Abu Muhammad (Ketua LIDMI Makassar)