Kita mungkin pernah bermimpi
Akan seperti apakah kita dimasa kini
Kita mungkin pernah mengharap
Sesuatu yang ajaib akan kita raih di masa mendatang
Itulah kawan,
Yang selama ini engkau katakan mimpi
Yang selama ini kau harapkan kedatangannya
Yang kau langitkan dalam doa-doa malammu
Yang kau ingini, menjadi itu.. Ada ribuan jejak peta yang kau hamparkan
Dari balik dedinding kamarmu yang mulai memudar lagi lusuh
Diatas kertas HVS yang sudah kusut penuh debu
Kau tuliskan itu
Ingin seperti apakah kamu dimasa itu
Dokter,
Pilot,
Tentara,
Ustadz,
Kyai,
Dosen,
Ilmuan… Teruskanlah kawan
Kaulah yang paling tahu setiap mimpimu
Katanya:
Aku ingin itu
Tapi:
Aku tak mau berpayah-payah
Aku tak ingin berlapar-lapar
Aku hanya ingin
Senang tanpa derita
Mulus tanpa hambatan
Tercukupi tanpa dipersempit
Tunggu dulu kawan
Bukankah seorang Imam Syafi’i pernah bertutur:
“Barangsiapa yang belum merasakan pahitnya belajar walau sebentar, ia akan merasakan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya”
Renungilah disetiap kata kekata itu kawan
Akankah kau menjadi budak buritan kemalasan
Ataukah menjadi manusia yang mulia dengan juang kepayahannya?
Akhukum,
Zulkifli Tri Darmawan (Anggota Departemen Infokom PP LIDMI)