Dzikir pagi versus tidur pagi
Dzikir bisa berarti mengingat Allah Subhanawata’ala dengan banyak menyebut nama-Nya, baik secara lisan maupun di dalam hati. Di dalam al qur’an Allah Subhanawata’ala berfirman di surat Al-Ahzab: 41
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang hari”.
Berdzikir memilki banyak keutamaan salah satunya adalah menajdikan hati menjadi tenang
Allah berfirman dalam surat Ar-Ra’ad ayat 28 :
“Ketahuilah bahwasanya dengan mengingat Allah hati akan menjadi tentram”
Salah satu waktu yang diperintahkan untuk banyak berdzikir adalah di waktu pagi namun sayangnya dzikir di waktu pagi tergantikan dengan tidur pagi. Tentu saja, selain berdampak buruk pada kesehatan seperti sakit kepala dan semacamnya, banyak keberkahan diwaktu pagi yang sangat sayang jika hanya dilalui dengan sekadar tidur. Nabi secara khusus mendoakan ummatnya diwaktu pagi
ما في حديث صخر الغامدي قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ( اللهم بارك لأمتي في بكورها )
Dari Shakhr al Ghamidi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa, “Ya Allah, berkahilah umatku di waktu pagi”.
Syukur versus kufur
Nikmat Allah Subhanawata’ala begitu banyak. Tidak ada satu pun diantara manusia yang mampu menghitung semua nikmat- nikmat tersebut. Namun kebanyakan manusia hari ini, kufur terhadap nikmat yang Allah telah diberikan kepadanya. Sepertinya itulah tabiat manusia, sangat sedikit yang bersyukur kepada Allah. Seadainya manusia diberikan satu kebun emas, maka mereka akan meminta dua kebun emas dan seterusnya. Dalam Al quran surah Ibrahim ayat 7 Allah Subhanawata’ala berfirman
“ Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepada kalian; dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-ku sangat pedih “
Kesyukuran yang sempurna hanya dapat diraih ketika rasa syukur itu terpatri dalam hati, terucap dengan lisan dan teraktualisasikan dalam perbuatan kesaharian kita. Sebagaimana penjelasan ayat diatas orang yang bersyukur akan Allah tambahkan nikmat, namun yang kufur maka adzab Allah yang pedih sebagai ganjarannya.
Mengaji versus Menyanyi
Mengaji dan menyanyi adalah dua kosa kata yang hampir mirip, namun harus diketahui nilai dan makna yang terkandung dalam dua kosa kata tersebut sangat jauh berbeda. Mengaji atau tilawtil Qur’an adalah sebuah ibadah yang bernilai pahala yang berlimpah ruah. Adapun menyanyi dengan lagu-lagu yang bernuansa cinta, disertai dengan lantunan musik, merupakan amalan tercela yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Hari ini, kita melihat bagaimana Masyarakat kehususnya pemuda dan pemudi, berbondong- bondong meninggalkan Al- Qur’an. Al Qur’an hanya dibaca di waktu kecil saja, melantunkan ayat demi ayat, surah demi surah deangan pekikan suara yang menggelegar nan nyaring. Itu dulu. Tapi sekarang suara itu berubah dengan syair- syair lagu yang sendu, penuh makna cinta, diiringi lantunan musik Waliayadzubillah
Begitu banyak keutamaan membaca Al- Qur’an, satu huruf bernilai 10 pahala, hati menjadi tenang dan lapang. Adapun orang- orang yang disibukkan dengan nyayian-nayian yang mengundang syahwat tersebut, semakin membuat seseorang malas memabaca Al-qur’an, dan hati menjadi sempit.
PSM versus SMP
Pacaran Sebelum Menikah (SMP) atau Setelah Menikah Pacaran. Anda pilih yang mana???
Ada yang mengatakan, orang yang ngga pacaran itu jadul, tidak keren. Pendapat yang lain, sebelum menjalin hubungan yang serius harus mengenal dulu satu dengan yang lainnya, mengenal karakternya, dan sebagainya, makanya sebelum menikah harus pacaran dulu. Ada yang mengatakan, kita pacaran tapi tetap menjaga batas syariat or pacaran islami. Namun sayangnya, fakta membuktikan, begitu banyak pemuda yang pacaran begitu lama namun akhirnya putus ditengah jalan, bahkan orang yang bertahun- tahun menjadi kekasihnya, justru menikah denagn orang lain. Tidak sedikit diantara merea yang menampakkan karakter palsu, sehingga tidak jarang
Ketika telah berubah status menjadi suami istri akhirnya bercerai karena karakter asli pasangan baru Nampak setelah menikah. Lantas bagimana yang benar menurut islam ?
Islam adalah agama yang sempurna, setiap aturan yang Allah tetapkan pada dasarnya untuk kemaslahatan manusia itu sendiri. Salah satunya adalah tentang pernikahan. Salah satu urgensi diturunknnya syariat tentang pernikahan tersebut agar kemudian menjaga nasab dan keturunan seseorang. Orang- orang yang beriman, baik itu muslim ataupun muslimah, tentu saja mendambakan suatu hari nati orang yang menjadi kekasihnya, adalah yang telah halal baginya. Sehingga segala perbuatannya tidak mengandung dosa, bahkan sebaliknya bernilai pahala selama diniatkan kerena Allah.
Semua akan indah pada waktunya. Orang yang bersabar dan meninggalkan sesuatu karena Allah, maka pasti Allah akan mendatangkan ganti yang lebih baik. Keyakinan seperti inilah yang seharusnya dimilki pemuda muslim, sehingga dia tidak perlu galau dan takut tentang pendamping hidup mereka dimasa yang akan datang.
Semoga kita senantiasa berada di kutub yang benar, dan istiqomah dalam menjalaninya. WallAhu’alam.
Muhammad Alwi (ketua LIDMI Makassar)