Lampung Selatan – Tsunami yang menghempas pesisir Lampung Selatan di Desember 2018 sialm masih meninggalkan jejak duka.
Rumah warga, tempat ibadah, hingga gedung sekolah luluh lantak akibat derasnya hempasan air laut.
Salah satu dampak yang diakibatkannya adalah anak-anak sekolahan yang harus merelakan pakaian dan peralatan sekolah hanyut bersamaan dengan puing-puing Rumah mereka.
Mina, bocah kecil imut yang duduk di bangku kelas 2 SDN 2 Kunjir Kabupaten Lampung Selatan, merasakan hal tersebut.
Rumahnya luluh lantak terseret Tsunami yang ikut menyembunyikan perlengkapan sekolahnya.
“Buku-buku saya hilang, pakaian sekolah juga,” tuturnya lugu.
Mina adalah satu dari puluhan siswa SDN 1 dan SDN 2 Kunjir yang kehilangan perlengkapan belajar.
Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia (LIDMI) melalui program LIDMI Peduli kemudian mengadakan ‘Open Donation’ pengadaan paket sekolah yang bertujuan untuk membantu anak-anak korban Tsunami Selat Sunda agar bisa kembali belajar.
Donasi tahap pertama telah disalurkan di SDN 1 dan SDN 2 Kunjir dengan total penerima manfaat 50 siswa.
“Ada buku dan alat tulis serta alat gambar yang kami bagikan. Alhamdulillah untuk seragam sekolah telah ada lembaga lain yang lebih dahulu menyalurkan,” tandas Rustam Hafid, relawan LIDMI Peduli, Kamis (24/1/2019).
Dia menambahkan, masih ada ratusan anak-anak sekolah yang membutuhkan bantuan pengadaan peralatan sekolah, khususnya buku dan alat tulis.
“Masih ada dua Sekolah Dasar, satu Madrasah Ibtidaiyah, satu Sekolah Menengah Pertama, dan tiga Sekolah Menengah Atas yang berada di Desa Way Muli dan Kunjir di Lampung Selatan yang siswanya terdampak Tsunami dan harus kehilangan rumah. Maka masih diharapkan ada donatur yang bersedia membantu program kami,” tambahnya.
Haeruddin selaku Kepala Sekolah SDN 1 Kunjir mengatakan, hadirnya bantuan para relawan dari berbagai lembaga telah membantu pihak sekolah untuk menormalkan proses belajar dan mengajar di sekolah.
Serta menurut Dia, bantuan juga telah mempercepat bangkitnya kembali Lampung Selatan dari Bencana yang terjadi.
“Alhamdulillah, semoga donasi bapak berkah, apalagi jika bisa ditambah dengan kegiatan Trauma Healing,” ujarnya kepada relawan Lidmi Peduli setelah pembagian paket Sekolah.
Haeruddin juga berharap, bantuan bukan hanya kepada Siswa saja, namun kepada Guru yang juga tak kalah perannya dalam Sekolah.
“Selama ini ketika relawan masuk, selalu menanyakan jumlah siswa yang terdampak, dan kemudian melakukan kegiatan bersama mereka. Padahal, Guru kami juga sangat membutuhkan bantuan, khususnya Guru-guru yang kehilangan rumah akibat terjangan tsunami,” pungkasnya.
Dia berharap, jika LIDMI Peduli ingin menyalurkan bantuan kembali, maka Guru menjadi objek penyaluran bantuan selanjutnya.
“Alhamdulillah Dinas Pendidikan Kabupaten telah menanggung pengadaan seragam Guru yang kediamannya luluh lantak. Namun masih banyak perlengkapan mengajar yang sangat dibutuhkan untuk diadakan,” ungkapnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka LIDMI Peduli mengadakan program kedua yakni Santunan dan Pemberdayaan untuk Guru yang terdampak Tsunami.
Donasi dukungan dapat disalurkan melalui rekening BNI Syariah, 073 371 734 4, atas nama Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia, kode unik transfer 012.
Donasi Paket Sekolah ini LIDMI bekerjasama dengan beberapa lembaga antara lain Pengurus Masjid Ulil Albab Universitas Negeri Makassar, Apoteker Universitas Muslim Indonesia (UMI) Peduli, Dewan Eksekutif Mahasiswa STIBA Makassar, dan donatur lainnya. (*rh)