MAKASSAR – Puluhan aktivis dakwah kampus berkumpul pada Ahad (7/4/2019) di Fly Over kota Makassar untuk mengekspresikan solidaritas mereka kepada rakyat Palestina dan tujuan nasional mereka.
Pawai tersebut dimulai setelah sholat zuhur yang diinisiasi oleh aktivis Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia (Lidmi) bekerjasama dengan Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (Fsldk).
Para peserta membawa bendera Palestina, bendera lembaga, gambar Masjid Al-Aqhsa dan plakat yang menyerukan untuk membela Palestina serta situs-situs suci Islamnya.
Dalam sebuah pernyataan yang dibacakan saat acara tersebut, perwakilan Lidmi, Muhammad Faisal Fathori dalam orasinya menyerukan kemerdekaan bagi hak-hak bangsa Palestina.
“Kami menyuarakan kepada seluruh elemen masyarakat agar menumbuhkan rasa kepeduliaan dan rasa persaudaraan kepada saudara-saudara kita yang ada di Palestina salah satunya dengan menginfakkan sebagian harta-harta kita karena sesungguhnya persaudaraan dalam islam tidak dibatasi dengan wilayah teritorial, arah mata angin, suku, bangsa bahkan warna kulit tapi persaudaraan dalam islam diikat dengan ikatan yang mulia yaitu dengan kalimat La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah,” serunya dihadapan massa yang hadir.
Faisal juga memuji aksi Great Return of March di Gaza dan mengatakan bahwa satu tahun protes perbatasan berhasil menarik perhatian dunia terhadap blokade Israel yang diberlakukan secara tidak adil di Gaza selama lebih dari 12 tahun.
“Dari Makassar kita suarakan kebangkitan ummat islam dunia. Kita bebaskan Palestina dengan setiap daya yang kita miliki,” tukasnya.
Aksi ini sebagai bentuk protes atas serangan udara Israel ke sejumlah wilayah jalur Gaza senin malam (25/3/2019). Pesawat tempur Israel menyerang gedung milik pemerintah, kompleks perumahan Qosr Hakim, rumah pejabat kementerian Palestina, Gedung Al Mutazam (Gedung Balai Bantuan untuk warga Gaza), termasuk juga kantor pimpinan kelompok hamas, Ismail Haniyeh.
Sebelumnya, militer Israel menyalahkan Hamas sebagai penguasa Gaza atas peluncuran roket yang menghantam rumah warga Israel yang menciderai tujuh orang. Roket mendarat di komunitas Mishmeret, 20 Km ke arah utara dari kota Tel Aviv. Jangkauan roket dari Palestina itu tercatat yang paling jauh masuk ke wilayah Israel sejak konflik tahun 2014 dengan kelompok militan Gaza.
Serangan ini pun menyebabkan seorang petugas medis bernama Sajid Muzher gugur di Tepi Barat pada Rabu (27/3/2019). Kematian petugas medis tersebut menambah daftar warga Palestina yang tewas di wilayah konflik seperti Tepi Barat dan Jalur Gaza. Setidaknya 285 warga Palestina tewas di tangan militer Israel dalam aksi Great Return March yang terjadi secara rutin di perbatasan sejak 30 Maret 2018 lalu. []